Setelah IHSG terkoreksi dalam jangka waktu cukup lama, maka akan ada banyak saham yang harganya terdiskon. Disinilah peluangnya. Anda bisa menggunakan strategi: Buy on lowest, sell on highest.
Saat IHSG sedang terbang tinggi, rasanya enak sekali membeli saham kemudian hold dan biarkan saham tersebut naik. Seperti pepatah dalam pasar modal: Cut your losses short, let your profit run. Tetapi dalam praktikknya, kendala trader yang sering terjadi adalah: Kesulitan menjual saham di harga tinggi.
Pernahkah Anda mengalami hal seperti ini:
Andy membeli saham TLKM di harga 3.500. Kemudian TLKM naik ke 3.650. Perlahan TLKM mulai turun sampai 3.500. Akhirnya, Andy menjual sahamnya di harga 3.500 dan profit. Setelah sahamnya dijual, ternyata TLKM malah naik sampai 4.400. Seharusnya, kalau Andy menjualnya di 4.400 dan bukan di 3.600, Andy bisa cuan berlipat-lipat. Andy mengalami kejadian serupa tidak hanya di saham TLKM namun di beberapa saham lainnya.
Trader yang seringkali tertipu oleh sinyal (gagal menjual saham di harga tinggi), dikarenakan beberapa penyebab:
Pertama, masih kurang pengalaman. Trader pemula sangat wajar jika sering tertipu oleh sinyal. Hal ini dikarenakan jam terbang yang masih kurang. Seiring berjalannya waktu, trader biasanya akan menemukan pola2 teknikal yang lebih akurat. Solusi: Tambah terus jam terbang Anda. Teruslah belajar saham, dan rajin2lah analisis.
Kedua. Time frame trading. Kalau Anda sudah berpengalaman, tetapi masih sering gagal menjual saham di harga tinggi, kemungkinan besar Anda harus mengubah time frame trading menjadi lebih panjang. Kalau Anda sering tertipu menjual saham, dan ternyata harga saham masih naik lagi, maka bisa jadi Anda kurang cocok bermain sebagai trader jangka pendek. Solusi: Cobalah untuk memanjangkan time frame trading Anda menjadi trader bulanan. Kalau menemukan barang bagus yang terdiskon, kenapa harus menjual beberapa hari saja di harga rendah?
Ketiga. Psikologis. Mental Anda tidak kuat melihat fluktuatif harga. Awalnya, Anda ingin menjual saham di harga tinggi, tetapi ketika harga saham naik, dan saham mulai koreksi, Anda langsung take profit.
Ini artinya, psikologis Anda belum kuat untuk menghadapi fluktuatif. Solusinya: Seperti pada poin kedua. Lebih baik Anda memanjangkan time frame trading Anda. Selain itu, kalau mental Anda belum siap menghadapi fluktuatif, artinya Anda harus berhenti trading. Keluarlah dari pasar sejenak dan evaluasilah trading Anda.
Pernahkah Anda mengalami hal seperti ini:
Andy membeli saham TLKM di harga 3.500. Kemudian TLKM naik ke 3.650. Perlahan TLKM mulai turun sampai 3.500. Akhirnya, Andy menjual sahamnya di harga 3.500 dan profit. Setelah sahamnya dijual, ternyata TLKM malah naik sampai 4.400. Seharusnya, kalau Andy menjualnya di 4.400 dan bukan di 3.600, Andy bisa cuan berlipat-lipat. Andy mengalami kejadian serupa tidak hanya di saham TLKM namun di beberapa saham lainnya.
Trader yang seringkali tertipu oleh sinyal (gagal menjual saham di harga tinggi), dikarenakan beberapa penyebab:
Pertama, masih kurang pengalaman. Trader pemula sangat wajar jika sering tertipu oleh sinyal. Hal ini dikarenakan jam terbang yang masih kurang. Seiring berjalannya waktu, trader biasanya akan menemukan pola2 teknikal yang lebih akurat. Solusi: Tambah terus jam terbang Anda. Teruslah belajar saham, dan rajin2lah analisis.
Kedua. Time frame trading. Kalau Anda sudah berpengalaman, tetapi masih sering gagal menjual saham di harga tinggi, kemungkinan besar Anda harus mengubah time frame trading menjadi lebih panjang. Kalau Anda sering tertipu menjual saham, dan ternyata harga saham masih naik lagi, maka bisa jadi Anda kurang cocok bermain sebagai trader jangka pendek. Solusi: Cobalah untuk memanjangkan time frame trading Anda menjadi trader bulanan. Kalau menemukan barang bagus yang terdiskon, kenapa harus menjual beberapa hari saja di harga rendah?
Ketiga. Psikologis. Mental Anda tidak kuat melihat fluktuatif harga. Awalnya, Anda ingin menjual saham di harga tinggi, tetapi ketika harga saham naik, dan saham mulai koreksi, Anda langsung take profit.
Ini artinya, psikologis Anda belum kuat untuk menghadapi fluktuatif. Solusinya: Seperti pada poin kedua. Lebih baik Anda memanjangkan time frame trading Anda. Selain itu, kalau mental Anda belum siap menghadapi fluktuatif, artinya Anda harus berhenti trading. Keluarlah dari pasar sejenak dan evaluasilah trading Anda.