Wednesday, October 26, 2016

Belajar Ilmu Bandarmologi: Akumulasi Saham ENRG

Ketika saya menulis pos  ini, saham2 grup Bakrie sedang naik sekencang-kencangnya. Seperti Anda ketahui, saham2 grup Bakrie ini sudah lama bertengger di level gocap alias Rp50. Saham2 grup Bakrie yang sedang naik tinggi selama beberapa hari ini antara BUMI dan BRMS. Saham2 inipun sekarang ramai jadi bahan pembicaraan dan perburuan trader, ketimbang saham2 LQ45.

Sentimen positif, antara lain datang dari reboundnya harga minyak mentah, PKPU BUMI, serta restrukturisasi utang BUMI (BUMI rencananya akan mengkonversi utang menjadi saham untuk melunasi utangnya). Beberapa pihak mengklaim, bahwa kasus utang BUMI akan segera terselesaikan. 

Akhirnya, saham2 grup Bakrie pun mulai melesat. Sampai sore ini, BUMI sudah kena auto reject atas (ARA) di harga 202. BRMS naik 25%. Apakah grup saham Bakrie lainnya akan diangkat naik juga? Well, kita nggak tahu pastinya. Kalau lihat gelagat pergerakan grup2 saham Bakrie lainnya, bandar kelihatannya akan menaikkannya.

Di pos ini, saya menemukan saham grup Bakrie yang cukup menarik untuk kita simak bersama, yaiu saham PT Energi Mega Persada (ENRG). Perhatikan grafik ENRG. Tadi sore ENRG harganya masih gocap, tapi volume hari ini sangat besar. 


ENRG adalah satu satu saham grup bakrie. Sejak saham2 grup bakrie lainnya naik, ENRG masih tidur juga. Tapi, ada satu hal menarik yang layak diperhatikan, yaitu ENRG hari ini volumenya besar sekali tapi harganya masih di kisaran 50-55. Kira2 ada apa?

"Ada aksi akumulasi bandar" Jawab Anda

Tepat sekali. Anda cerdas. Volume besar saham ENRG yang tidak disertai dengan kenaikan harga signifikan menunjukkan bahwa ENRG sedang diakumulasi oleh bandar. Mirip seperti saham BUMI yang sudah terjadi beberapa kali. Disini ada perang bandar vs investor ritel. Untuk membuktikannya, sekarang perhatikan antrian bid-lot saham ENRG.


Bandar mencoba memasukkan bid sebanyak 515.010 lot. Ini artinya, bandar coba mengangkat harga saham ENRG, dengan cara memancing minat beli para investor ritel. Bid yang tiba2 datang sebanyak ini, menunjukkan ada itikad bandar untuk menaikkan harga saham. 

Tapi kalau Anda perhatikan, antrian offer jauh lebih besar, bahkan sampai 1 juta lot lebih untuk antrian 53-55. Siapakah orang2 yang antri sampai jutaan lot ini? Kemungkinan besar mereka adalah para investor ritel yang ingin jual sahamnya yang nyangkut. Dengan cara ini juga, sebenarnya bandar juga memancing investor ritel yang sudah ngebet ingin jual sahamnya supaya memasukkan di harga offer. Tujuannya, agar para bandar bisa ambil saham dengan cara tabrak harga offer (meskipun, saya yakin bandar akan kesulitan juga menghabiskan offer sebanyak itu). 

Bandar yang akumulasi mencoba untuk menghabiskan offer lot harga 51. Bandar berhasil akumulasi di harga 50 dan harga 51. Perhatikan sistem antrian ENRG dibawah.  


Disinilah terjadi perang bandar vs investor ritel. Investor ritel yang mungkin sahamnya nyangkut di gocap, cepat2 ingin jual sahamnya, itulah kenapa harga saham ENRG sulit untuk naik lagi. Perhatikan bid-offer dibawah, harga 51 di bid price yang coba diakumulasi bandar dengan jumlah 861.267 lots malah kembali habis terjual.


Bandar terus terlihat mencoba akumulasi saham di harga 50 sampai 2 juta lot lebih dengan bid lot 805. Coba pikirkan, kerjaan siapa lagi kalau bukan kerjaan si bandar. Mungkin disini ada juga investor ritel yang sudah berani memasukkan bid di harga Rp50 karena yakin ENRG akan terbang tinggi. 

Kelihatannya, bandar2 ini rencananya ingin dapat barang di Rp50 dan bisa jual di harga yang tinggiii... Itulah kenapa bid lots di harga Rp50 diisi banyak sekali. Perhatikan bid lot dibawah ini. 


Di akhir sesi saya melihat, bandar mulai berani akumulasi dalam jumlah yang lebih besar, karena sampai akhir sesi, harga bid price nya sudah mencapai Rp52 dengan bid lots sebanyak 2.092.528 lots. Perhatikan bid-offer ENRG dibawah. 


Bagaimana pergerakan ENRG untuk kedepannya? Menurut pandangan saya, ENRG kemungkinan akan diangkat naik seperti saham2 Bakrie lainnya. Bandar kelihatannya akan menang dalam akumulasi harga, karena strategi bandar ini memang memasukkan bid di harga 50-52 dengan nilai yang besar, dengan tujuan meyakinkan investor ritel agar juga beli saham ini (bandar memberikan sinyal harga akan naik). Nantinya, kalau banyak yang melakukan permintaan (sesuai hukum permintaan-penawaran), harga akan naik. 

Tapi sekali lagi, volume besar pun bukan jaminan harga pasti akan naik. Coba Anda perhatikan salah satu grup Bakrie dibawah ini, saham UNSP.


UNSP beberapa kali terlihat diakumulasi dengan volume sangat besar, tetapi harga sahamnya tidak kunjung naik. Ya tetap di level gocap alias Rp50 per lembar saham. 

Apalagi kalau Anda perhatikan offer lots saham ENRG sangat banyak (yang ingin jual sangat banyak). Rasa2nya sih, susah juga kalau mau menghabiskan offer sebanyak itu. Bandar mungkin akan "meminta bantuan" investor ritel untuk akumulasi dengan cara menghabiskan offer (tabrak kanan).  

"Jadi Bung Heze, apakah saya enaknya beli saham ini?" Tanya Anda penuh penasaran

Seperti yang sudah saya paparkan, ada kemungkinan saham ini akan diangkat naik seperti saham2 grup Bakrie lainnya. Tapi perlu Anda ingat, ENRG ini sejak sahamnya masih bergerak di level 87-98-an pada tahun 2014, sahamnya sudah termasuk saham gorengan, yang tingkat volatilitasnya sangat tinggi. Kalau besok2 ENRG diangkat naik tinggi, Anda boleh2 saja beli sahamnya, tapi Anda harus mewaspadai volatilitas pada saham ENRG ini.