Baca juga pos sebelumnya: Psikologi Pasar Saham: Empat Tahapan Penting
Pada tahapan pertama yaitu pada saat tahapan mendaki, pelaku pasar akan "dihantui" rasa ragu2 untuk masuk pasar. Pada tahapan ini, akan ada banyak pelaku pasar yang ragu2 apakah saya harus akumulasi atau tidak. Jika saya akumulasi takut sahamnya malah turun, tapi kalau tidak segera pasang posisi buy, sahamnya nanti naik. Perasaan takut dan ragu2 inilah yang pada akhirnya sangat mempengaruhi psikologi dan rasionalitas seorang investor.
Pada tahapan bullish, pada saat harga saham naik kencang, dan harga saham terus saja naik pada tahapan terentu para pelaku pasar akan dihadapkan pada situasi euforia, rasa senang, tidak bisa tidur, gembira yang pada akhrinya akan membawa Anda pada awal mula perasaan tamak/ serakah. Untuk memudahkannya saya berikan ilustrasi.
Si Badu membeli saham TLKM di harga low Rp3.200. Badu menetapkan take profit pada harga Rp3.350. Dan benar saja, saham TLKM naik terus sampai Rp3.350, dan seharusnya Badu sudah take profit. Tetapi karena melihat grafik TLKM yang sedang dalam tren bullish, Badu mulai menimbang-nimbang dalam hati: "Wah, TLKM naik terus nih, tunggu aja barangkali bisa naik lebih kencang, nanti biar cuan nya bisa lebih gede. Hihihi".
Nah, disinilah sifat greed mulai muncul: perasaan serakah yang diawali dengan rasa terus berharap. Iman kedisiplinan Anda mulai diuji: Apakah Anda bisa mematuhi trading plan Anda sendiri atau tidak? Pada saat pasar dalam kondisi bullish, itulah yang terjadi secara umum, sifat serakah. Sudah untung, sudah waktunya take profit tapi nggak mau take profit malah ngarep terus harga saham naik lebih tinggi.
Pada tahapan jenuh, sifat greed pelaku pasar semakin memuncak. Harga saham semakin naik dalam titik harga resisten tertentu, namun hampir dipastikan harga saham tidak naik sekncang ketika masih berada pada tahap bullish. Pada tahapan ini, pelaku pasar sudah mulai mengurangi aksi beli karena harga saham dinilai sudah terlalu tinggi, namun masih banyak diantara para pelaku pasar yang memegang sahamnya, masih ngarep harga saham naik lagi. Pada tahapan ini pula rasa gelisah semakin besar: Antara hold atau segera profit taking. Walaupun trading plan Anda mengatakan inilah saatnya profit taking.
Harga saham yang sudah naik terlalu tinggi pada akhirnya pasti akan koreksi. Di pasar modal tidak ada yang namanya saham naik terus nggak pernah turun. Pada tahapan terakhir, yaitu tahapan koreksi, harga saham yang semula harganya tinggi mulai mengalami penurunan. Disinilah rasa GREED berubah menjadi FEAR.
Kita pakai ilustrasi Si Badu tadi. Si Badu membeli saham TLKM pada harga Rp3.200, sudah waktunya take profit, tapi Badu tidak bisa disiplin dengan trading plan-nya sendiri, yang seharusnya Badu menetapkan take profit di harga Rp3.250 malah terus ngarep harga naik. Ternyata harga saham TLKM yang awalnya naik sampai, katakanlah Rp3.405, turun jadi Rp3.340. Badu mulai takut dan mikir:
"Wah, kok harganya malah turun. Tunggu dulu ah. Barangkali nanti harganya naik lagi, profitnya bisa balik lagi." Disini sudah terlihat Badu mulai takut (gelisah).
Ternyata, TLKM malah turun lagi Rp3.150. Artinya, Badu malah mengalami kerugian dari yang semula seharusnya Badu sudah untung. Badu mulai cemas dan menyesal:
"Kenapa tadi TLKM nggak aku jual. Sekarang malah nyangkut sahamnya." Badu terus kepikiran dengan sahamnya yang nyangkut dan Badu takut sahamnya turun lagi. Akhirnya karena dibayangi perasaan takut, Badu melakukan cut loss.
Perasaan fear akan selalu membayangi pelaku pasar terutama di saat indeks mengalami koreksi. Bahkan tidak memungkinkan jika suatu saham mengalami penurunan yang dalam, dapat memicu aksi panic selling. Aksi panic selling juga merupakan perasaan fear.
Dan perlu Anda ketahui, Fear and Greed adalah dua kondisi dimana keduanya akan selalu, dan pasti 100% terulang. Jadi, psikologi market, baik forex maupun saham dapat dijelaskan melalui dua kondisi tersebut: FEAR AND GREED, yang juga dapat dipelajari atau dipermudah penjelasannya melalui 4 tahapan tersebut.
Jadi kalau boleh saya rangkum kedua kondisi tersebut, ketika kondisi pasar saham dilanda perasaan FEAR, maka hal2 inilah yang terjadi:
- Tidak percaya diri
- Panik
- Khawatir
- Cemas
- Gelisah
- Mental jatuh
- Panik
- Khawatir
- Cemas
- Gelisah
- Mental jatuh
Sebaliknya, ketika kondisi pasar saham dilanda perasaan GREED dalam kondisi pasar bullish, maka hal2 inilah yang terjadi:
- Euforia
- Rasa senang berlebihan
- Rasa berharap
- Percaya diri berlebihan
- Keinginan untuk terus membeli saham
- Gelisah
Psikologi pasar saham akan dijelaskan melalui hal2 tersebut, dalam kondisi pasar sedang bullish dan kondisi pasar sedang bearish. Lalu bagaimana dengan psikologi bandar? Silahkan baca pos selanjutnya: Psikologi Pasar: Fear And Greed (Part II) --> Psikologi Bandar.
- Euforia
- Rasa senang berlebihan
- Rasa berharap
- Percaya diri berlebihan
- Keinginan untuk terus membeli saham
- Gelisah
Psikologi pasar saham akan dijelaskan melalui hal2 tersebut, dalam kondisi pasar sedang bullish dan kondisi pasar sedang bearish. Lalu bagaimana dengan psikologi bandar? Silahkan baca pos selanjutnya: Psikologi Pasar: Fear And Greed (Part II) --> Psikologi Bandar.