Anda mungkin bertanya-tanya, bagaimana sih membeli saham2 di harga murah? Jawabannya adalah menggunakan analisis garis support. Jika Anda belum mengerti apa itu garis support, silahkan baca: Makna Penting Garis Support dan Resisten Part I. Makna Penting Garis Support dan Resisten Part II. Makna Penting Garis Support dan Resisten Part III.
Saya yakin sebagian besar trader pasti sudah tahu apa itu garis support. Masalahnya, bagaimana cara menganalisis garis support agar Anda bisa membeli harga saham di harga yang rendah (harga support) dan menjual ketika harganya naik?
Saya yakin sebagian besar trader pasti sudah tahu apa itu garis support. Masalahnya, bagaimana cara menganalisis garis support agar Anda bisa membeli harga saham di harga yang rendah (harga support) dan menjual ketika harganya naik?
Di pos ini akan saya kasih sedikit bocoran. Saya menggunakan garis support ini untuk trading jangka pendek. Saham2 yang selalu mempertahankan harga support di level sama biasanya akan cenderung rebound. Cenderung rebound disini artinya ada kemungkinan besar rebound.
Sampai kapan reboundnya? Sampai berapa hari? Kita tidak pernah bisa memastikan. Namun, saham2 yang selalu tertahan di level support yang sama, biasanya akan cenderung rebound jangka pendek. Momen inilah yang bisa Anda manfaatkan untuk trading jangka pendek (dibawah 1 minggu atau dibawah 5 hari kerja Bursa).
Sedangkan level support yang sama yang saya maksud adalah candle2 saham membentuk harga low yang terbentuk pada daerah support adalah sama. Misalnya harga candlestick low selama beberapa hari menunjukkan posisi 1.900, dan tidak turun dibawah 1.900 (harga support). Untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan beberapa grafik dibawah.
Sampai kapan reboundnya? Sampai berapa hari? Kita tidak pernah bisa memastikan. Namun, saham2 yang selalu tertahan di level support yang sama, biasanya akan cenderung rebound jangka pendek. Momen inilah yang bisa Anda manfaatkan untuk trading jangka pendek (dibawah 1 minggu atau dibawah 5 hari kerja Bursa).
Sedangkan level support yang sama yang saya maksud adalah candle2 saham membentuk harga low yang terbentuk pada daerah support adalah sama. Misalnya harga candlestick low selama beberapa hari menunjukkan posisi 1.900, dan tidak turun dibawah 1.900 (harga support). Untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan beberapa grafik dibawah.
Saham ADHI
Saham ADHI tampak mempertahankan daerah support 2.310, dan tidak turun dibawah 2.310. Harga saham ADHI tidak lama kemudian diangkat ke 2.370, walaupun tidak bertahan lama. Setelah ADHI naik sejenak, ADHI balik lagi ke supportnya di 2.310. Tetapi momen ini, saya manfaatkan untuk trading pendek, yaitu buy di harga 2.320 dan sell di harga 2.360.
Saham BBNI
Saham BBNI mempertahankan daerah harga low di 5.150 selama 3 hari berturut turut. BBNI akhirnya rebound setelah tertahan di harga low. Perhatikan grafik BBNI dibawah.
Harga BBNI merangkak naik sampai 5.500. Saya sempat membeli saham BBNI di harga 5.275 dan menjual di harga 5.400. Namun, BBNI masih naik lagi ke 5.500 sebelum akhirnya koreksi.
Saham LSIP
LSIP mempertahankan harga low di harga 1.450 dan tidak turun dibawah 1.450 (perhatikan 2 candlestick terakhir). Candlestick kedua ditutup menguat. Setelah itu, harga saham LSIP mengalami peningkatan. Perhatikan grafik LSIP dibawah.
LSIP mengalami penguatan signifikan sampai 2 hari hingga hampir menembus 1.600. Setelah itu LSIP kembali mengalami koreksi. Saya akan ambil LSIP lagi kalau sudah turun dibawah 1.500.
Saham ROTI
Saham ROTI mempertahankan harga support di angka 1.520 dan tidak turun dibawah 1.520 (perhatikan tanda lingkaran). Saya sempat membeli saham ROTI di harga 1.575 dan saham ROTI ternyata terus naik. Perhatikan grafik dibawah.
ROTI mengalami penguatan sampai 1.670.. Yaa,, tapi sudah saya take profit di 1.605, mengingat saham ROTI memang kurang likuid (untungnya bukan saham gorengan), spread bid-offer ROTI seringkali menimbulkan jarak yang cukup jauh.
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
Kalau Anda melihat pola2 grafik yang saya paparkan diatas, maka Anda melihat beberapa kesamaan. Coba amati lagi...
Sudah ketemu kesamaannya?
Kesamaan pertama adalah terletak pada tren. Tren saham seperti ini selalu diawali dengan downtrend yang cukup terlihat jelas selama beberapa hari. Kedua, setelah membentuk downtrend, biasanya harga saham tidak turun di daerah harga tertentu. Bahkan beberapa candlestick membentuk posisi harga low yang sama. Di saat inilah, maka peluang rebound cukup tinggi.
Nah, tadi saya sebutkan bahwa jika saham2 sudah berada pada harga low yang sama, maka CENDERUNG akan mengalami rebound. Perhatikan kata pemicunya disini adalah: cenderung. Yang namanya cenderung berarti bukanlah rumus pasti (tetap ada kemungkinan meleset).
Contohnya, saham BKSL. Perhatikan grafik BKSL dibawah ini.
Sampai sekarang BKSL terus tertahan di area 90-92, dan tidak naik lebih dari itu, tetapi BKSL juga tidak turun dari level supportnya 89-90. Dengan kata lain, BKSL malah berada di tren sideways (konsolidasi). Padahal, sebelumnya BKSL ini menjadi salah satu saham favorit saya. Karena setiap kali BKSL sudah menyentuh 90, BKSL akan memantul lagi sampai rentang harga 94-97. Sehingga saya bisa memanfaatkan momen pendek ini untuk tabrak best offer (buy) 91 dan jual ketika naik di harga best bid 95.
Ya namanya juga prediksi. Anda dan saya nggak akan pernah tahu isi kepala dari ribuan bahkan jutaan investor (pelaku pasar) yang ada di Bursa Efek. Sekali lagi, apa yang saya paparkan adalah strategi teknikal yang bisa Anda gunakan sebagai timing beli yang tepat (trading jangka pendek).