Monday, June 20, 2016

Cara Menganalisis Suatu Saham

Jika Anda ingin membeli saham A di harga Rp1.000, apa yang menjadi dasar keputusan Anda membeli saham tersebut?

Inilah yang akan saya bahas di pos ini: Cara menganalisis suatu saham. Keputusan jual beli saham seharusnya didasari oleh suatu analisis yang logis, bukan hanya sekedar menebak tanpa arah, menebak tanpa melihat. Jika Anda ingin menganalisis suatu saham untuk memutuskan apakah saham tersebut layak dibeli atau tidak, maka ada tiga pendekatan analisis yang umumnya digunakan, yaitu:

Pertama: Analisis teknikal. Analisis teknikal adalah analisis yang digunakan untuk memprediksi harga saham menggunakan data historis, seperti informasi harga, volume, candlestick dan grafik. Pada umumnya, analisis teknikal digunakan untuk para pelaku pasar yang ingin bermain saham jangka pendek (dibawah 1 tahun). Pengguna analisis teknikal yang bermain / trading jangka pendek dinamakan dengan trader. Analisis teknikal yang kebanyakan menekankan pada fungsi chart dalam penggunaannya, bahkan biasanya digunakan para trader hanya rentang waktu beberapa hari saja. 

Apakah analisis teknikal tidak bisa digunakan untuk jangka panjang? Bisa. Namun saya tidak akan membahas bagaimana cara investasi menggunakan analisis teknikal untuk jangka panjang, karena saya bukan ahlinya. 

Ada banyak sekali analisis teknikal yang bisa Anda pelajari. Misalnya mempelajari candlestick, stochastic oscillator, moving average, relative strengh index dan lain-lain. Jika Anda butuh pemahaman lebih banyak mengenai analisis teknikal, web Saham Gain ini nantinya akan banyak membahas analisis teknikal. Jika Anda ingin belajar banyak mengenai strategi trading dan analisis teknikal, Anda bisa mendapatkan bukunya disini: Buku Saham. 

Kedua. Analisis fundamental. Analisis fundamental menitikberatkan pada analisis yang mempelajari laporan keuangan perusahaan, prospek perusahaan untuk jangka panjang, kondisi perusahaan dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan kinerja perusahaan di masa mendatang. Jadi, analisis fundamental digunakan untuk investasi jangka panjang. Pengguna analisis fudnamental disebut investor. 

Karena analisis fundamental adalah investasi, artinya kalau Anda mau investasi Anda harus menyimpan saham untuk jangka panjang dan tidak terburu untuk menjual saham yang Anda pegang. Fundamental tidak akan terpengaruh fluktuasi harga seperti layaknya seorang analis teknikal. 

Berarti apakah analisis fundamental mengabaikan analisis teknikal? 

Tentu saja tidak. Ada kalanya seorang fundamentalist melihat grafik pergerakan harga saham. Lebih tepatnya melihat TREN. Seorang fundamentalist bisa saja membeli saham untuk jangka panjang ketika kinerja perusahaan kedepan prospek dan secara tren, harga saham sedang terdiskon. Namun, seorang fundamentalist tetap melihat kedepan dalam membeli sebuah perusahaan, tidak melihat tren jangka pendek.

Ketiga. Analisis behaviour dan analisis lain-lain. Analisis lain2 artinya analisis diluar analisis teknikal dan fundamental. Misalnya: Anda membeli saham berdasarkan bid-offer. Anda membeli saham dengan melihat running trade (analisis behaviour). Dan lain2 yang intinya bukan bagian dari analisis teknikal dan fundamental. Analisis lain2 ada baiknya Anda gunakan dan Anda meng-kombinasikannya dengan analisis teknikal. 

Jadi, jika Anda ingin membeli saham untuk jangka pendek, rentang waktu harian - mingguan, Anda sangat memperhatikan fluktuasi harga, Anda harus mempelajari analisis teknikal, bukan mempelajari laporan keuangan perusahaan atau prospek perusahaan beberapa tahun mendatang. Pendekatan ini baru digunakan jika Anda berniat untuk menjadi seorang investor saham, yang berani hold saham untuk jangka waktu yang cukup panjang. Mencetak profit dari analisis teknikal dan tips2 fundamental, bisa Anda dapatkan dan pelajari disini: Buku Saham. Jika Anda membaca pos saya ini, ada baiknya Anda juga membaca pos: Menjadi Trader atau Investor Saham? - Part I. Baca juga:  Menjadi Trader atau Investor Saham? - Part II.