Baca pos sebelumnya: Makna Penting Garis Support dan Resisten Part II
Katakanlah, setelah Anda menganalisis saham PTRO, Anda menentukan bahwa harga sahan PTRO memiliki support 470. Dan resisten 490. Nah, apakah support 470 dan resisten 490 akan terus menjadi titik support dan resisten yang baku?
Tentu saja tidak. Bahkan tidak menutup kemungkinan resisten 490 tiba2 berbalik menjadi titik support. Atau harga support 470 tiba2 malah menjadi harga resisten. Kok bisa begitu?
Perlu Anda pahami, garis support bisa berubah menjadi garis resisten apabila harga saham terus turun (harga saham cenderung turun / downtrend), sehingga garis resisten semula akan menjadi garis support. Sebaliknya, garis resisten bisa berubah menjadi garis support apabila terjadi penembusan harga saham, yaitu harga saham terus saja naik (membentuk pola uptrend), sehingga garis resisten yang mula2 akan berubah menjadi support. Inilah yang dinamakan dengan penembusan garis support dan resisten.
Supaya Anda tidak menerawang kata2 diatas, mari kita lihat ilustrasinya:
ILUSTRASI PENEMBUSAN GARIS SUPPORT MENJADI RESISTEN
Harga saham AYUU memiliki harga support di harga 1000. Suatu saat emiten berkode saham AYUU memiliki masalah utang yang mengancam kelangsungan usahanya, sehingga banyak investor yang menjual saham AYUU. Alhasil, harga saham perusahaan terus turun yang awalnya berada di harga 1.300, menjadi 1.100, dan turun lagi menjadi 1.000. Karena terjadi panic selling, harga saham terus turun sampai 800 hingga akhirnya saham AYUU turun sampai 650.
Nah, kalau Anda cermati contoh diatas, tampak bahwa harga saham yang awalnya 1.000 adalah harga terendah kini pada saat harga sahamnya turun sampai 650, maka harga saham 1.000 menjadi harga saham tertinggi (harga resisten).
Contoh grafik garis support menjadi garis resisten.
Garis support akan dengan sendirinya menjadi resisten apabila saham sedang berada pada tren turun. Perhatikan tren gambar diatas yang mengalami penurunan. Perhatikan, karena harga saham turun terus, maka support berubah menjadi resisten. Lihat kata2: Old Support Turned into New Resistance.
ILUSTRASI PENEMBUSAN GARIS RESISTEN MENJADI SUPPORT
Saham APIKK memiliki harga batas atas (resisten) pada harga 2.500. Perusahaan APIKK ini memiliki prospek luar biasa, laba terus meningkat, penjualan meningkat. Pokoknya top! Sehingga banyak investor banyak memborong saham APIKK, dan alhasil harganya terus naik. Harga puncak yang awalnya 2.500 berhasil ditembus menjadi 2.700. Kemudian harga saham naik lagi menjadi 3.300. Dalam 1 tahun naik menjadi 5.000.
Pada ilustrasi diatas dapat disimpulkan saham APIKK yang awalnya berada pada harga resisten 2.500, kini harga 2.500 bukan lagi menjadi harga resisten, namun sudah menjadi harga support, karena kini harganya sudah sampai 5.000. Otomatis, 2.500 menjadi harga batas bawah (support).
Contoh grafik garis resisten menjadi garis support.
Garis resisten berubah menjadi garis support apabila saham sedang berada pada tren naik. Perhatikan tren gambar diatas mengalami kenaikan. Perhatikan titik resisten A. Awalnya titik A adalah harga paling tinggi, kemudian titik A menjadi harga paling rendah karena harga saham terus naik.
Jadi, jika hari ini Anda menganalisis saham A dengan harga resisten kuat 2.000. Kemudian 6 bulan mendatang harga saham sudah berada pada harga 2.250, maka harga 2.000 tidak bisa Anda gunakan sebagai garis resisten kuat, namun telah berubah menjadi garis support kuat.
Itulah pos mengenai pemahaman garis support dan resisten. Kedua garis ini digunakan untuk menentukan take profit (garis resisten) dan cut loss (garis support). Atau juga bisa sebagai panduan untuk membeli saham pada harga bawah (support) dan menjual saham pada harga tinggi. Menentukan garis support dan resisten sangat subjektif, dan tidak menutup kemungkinan besar Anda juga akan sering salah dalam menentukan titik support dan resisten. Jika Anda ingin mahir, Anda harus terus berlatih, terus menambah jam terbang Anda.
Katakanlah, setelah Anda menganalisis saham PTRO, Anda menentukan bahwa harga sahan PTRO memiliki support 470. Dan resisten 490. Nah, apakah support 470 dan resisten 490 akan terus menjadi titik support dan resisten yang baku?
Tentu saja tidak. Bahkan tidak menutup kemungkinan resisten 490 tiba2 berbalik menjadi titik support. Atau harga support 470 tiba2 malah menjadi harga resisten. Kok bisa begitu?
Perlu Anda pahami, garis support bisa berubah menjadi garis resisten apabila harga saham terus turun (harga saham cenderung turun / downtrend), sehingga garis resisten semula akan menjadi garis support. Sebaliknya, garis resisten bisa berubah menjadi garis support apabila terjadi penembusan harga saham, yaitu harga saham terus saja naik (membentuk pola uptrend), sehingga garis resisten yang mula2 akan berubah menjadi support. Inilah yang dinamakan dengan penembusan garis support dan resisten.
Supaya Anda tidak menerawang kata2 diatas, mari kita lihat ilustrasinya:
ILUSTRASI PENEMBUSAN GARIS SUPPORT MENJADI RESISTEN
Harga saham AYUU memiliki harga support di harga 1000. Suatu saat emiten berkode saham AYUU memiliki masalah utang yang mengancam kelangsungan usahanya, sehingga banyak investor yang menjual saham AYUU. Alhasil, harga saham perusahaan terus turun yang awalnya berada di harga 1.300, menjadi 1.100, dan turun lagi menjadi 1.000. Karena terjadi panic selling, harga saham terus turun sampai 800 hingga akhirnya saham AYUU turun sampai 650.
Nah, kalau Anda cermati contoh diatas, tampak bahwa harga saham yang awalnya 1.000 adalah harga terendah kini pada saat harga sahamnya turun sampai 650, maka harga saham 1.000 menjadi harga saham tertinggi (harga resisten).
Contoh grafik garis support menjadi garis resisten.
Garis support akan dengan sendirinya menjadi resisten apabila saham sedang berada pada tren turun. Perhatikan tren gambar diatas yang mengalami penurunan. Perhatikan, karena harga saham turun terus, maka support berubah menjadi resisten. Lihat kata2: Old Support Turned into New Resistance.
ILUSTRASI PENEMBUSAN GARIS RESISTEN MENJADI SUPPORT
Saham APIKK memiliki harga batas atas (resisten) pada harga 2.500. Perusahaan APIKK ini memiliki prospek luar biasa, laba terus meningkat, penjualan meningkat. Pokoknya top! Sehingga banyak investor banyak memborong saham APIKK, dan alhasil harganya terus naik. Harga puncak yang awalnya 2.500 berhasil ditembus menjadi 2.700. Kemudian harga saham naik lagi menjadi 3.300. Dalam 1 tahun naik menjadi 5.000.
Pada ilustrasi diatas dapat disimpulkan saham APIKK yang awalnya berada pada harga resisten 2.500, kini harga 2.500 bukan lagi menjadi harga resisten, namun sudah menjadi harga support, karena kini harganya sudah sampai 5.000. Otomatis, 2.500 menjadi harga batas bawah (support).
Contoh grafik garis resisten menjadi garis support.
Garis resisten berubah menjadi garis support apabila saham sedang berada pada tren naik. Perhatikan tren gambar diatas mengalami kenaikan. Perhatikan titik resisten A. Awalnya titik A adalah harga paling tinggi, kemudian titik A menjadi harga paling rendah karena harga saham terus naik.
Jadi, jika hari ini Anda menganalisis saham A dengan harga resisten kuat 2.000. Kemudian 6 bulan mendatang harga saham sudah berada pada harga 2.250, maka harga 2.000 tidak bisa Anda gunakan sebagai garis resisten kuat, namun telah berubah menjadi garis support kuat.
Itulah pos mengenai pemahaman garis support dan resisten. Kedua garis ini digunakan untuk menentukan take profit (garis resisten) dan cut loss (garis support). Atau juga bisa sebagai panduan untuk membeli saham pada harga bawah (support) dan menjual saham pada harga tinggi. Menentukan garis support dan resisten sangat subjektif, dan tidak menutup kemungkinan besar Anda juga akan sering salah dalam menentukan titik support dan resisten. Jika Anda ingin mahir, Anda harus terus berlatih, terus menambah jam terbang Anda.