Kalau Anda membaca pos: Cara Memilih Indikator Teknikal Terbaik, di pos tersebut saya menyarankan pada Anda agar jangan pernah lupa untuk menggunakan analisis volume. Indikator sebagus apapun yang Anda gunakan, jangan lupakan volume.
Mengapa peran volume begitu penting dalam analisis teknikal?
Volume menunjukkan tinggi rendahnya aktivitas transaksi perdagangan pada satu hari, atau mencerminkan jumlah saham yang berpindah tangan antar para trader. Volume digunakan untuk mengukur perubahan harga yang terjadi. Pada chart, volume digambarkan dalam bentuk batang atua disebut dengan volume bar, dan pada umumnya ditampilkan dibawah grafik.
Kalau Anda melihat ada volume bar yang sangat tinggi, hal itu artinya minat pelaku pasar terhadap suatu saham tinggi. Sebaliknya, seamkin pendek volume bar, bisa mengindikasikan minat pelaku pasar yang rendah terhadap suatu saham. Volume yang cenderung stabil secara history, menunjukkan saham tersebut likuid, dan saham tersebut sering diperdagangkan investor. Dengan kata lain, volume yang stabil artinya hampir dipastikan saham tersebut bukanah saham2 gorengan. Gambaran volume pada analisis teknikal.
Volume sangat penting Anda gunakan, karena volume bisa digunakan untuk mengindikasikan sinyal bullish atau bearish. Bagaimana cara membaca volume untuk menghasilkan sinyal jual dan beli? Silahkan simak tabel dibawah.
Kalau harga saham naik, kemudian diiringi juga dengan volume naik, artinya pelaku pasar memiliki minat yang besar terhadap saham tersebut, sehingga diprediksi harga saham keesokan hari akan naik (bullish). Tetapi kalau harga saham naik volumenya malah kecil, berarti minat pelaku pasar terhadap saham kecil. Harga naik volume kecil berarti pelaku pasar tidak ingin harga naik lagi, sehingga diperdiksi harga saham keesokan hari akan turun (bearish).
Kalau harga saham turun dan diiringi dengan penurunan volume, artinya pelaku pasar tidak ingin harganya turun lagi, sehingga diprediksi harga saham akan bullish. Sebaliknya, kalau harga saham turun tapi diiringi dengan volume besar, artinya banyak pelaku pasar yang akan buang barang (sell). Sehingga diprediksi harga saham keesokan harinya akan bearish.
Apa buktinya kalau analisis volume bisa memberikan sinyal beli dan jual? Coba Anda simak grafik saham berkode MNCN dibawah.
Kalau Anda perhatikan tabel dibawah ini, saham MNCN yang pernah saya beli. Perhatikan garis vertikal warna biru. Anda lihat bahwa setelah MNCN harganya turun, tiba2 MNCN naik drastis diiringi dengan kenaikan volume yang drastis. Harga saham keesokan harinya dan besok lusa (saya beri tanda panah biru dan panah hijau), ternyata naik drastis.
Tanpa sengaja saya lihat saham MNCN naik sampai 7% lebih, saya cek grafik ternyata harga sahamnya naik drastis diiringi volume besar. Akhirnya saya membeli MNCN. Dan karena harga saham naik drastis keesokan harinya (tanda panah biru) naik hingga 11%, saya langsung jual saham MNCN. Analisis volume terbukti memberikan sinyal yang cukup baik.
Tapi yang jadi permasalahan, apakah tabel volume diatas benar2 100% akurat?
Di pasar modal tidak ada yang 100% benar. Kalau Anda baca lagi paragraf2 sebelumnya, saya selalu menuliskan dengan kata2 diprediksi, dan diprediksi bukan dipastikan. Volume memang indikator yang super penting, karena mengukur minat pelaku pasar terhadap saham. Akan tetapi, semua analisis teknikal ujung2 nya adalah prediksi, bukan memastikan 100% benar. Analisis volume juga tidak 100% benar, sama seperti indikator2 lainnya yang bisa menimbulkan divergence (indikator bilang naik, harga saham malah turun / sebaliknya).
Perhatikan grafik MNCN dibawah.
Perhatikan grafik MNCN dibawah.
Kalau Anda perhatikan grafik dibawah, lihat lingkaran biru, harga saham MNCN turun diiringi volume kecil. Kalau mengacu pada tabel diatas, seharusnya harga MNCN naik. Namun keesokan hari bukannya naik, malah turun 2 hari sebelum akhirnya rebound. Analisis volume ada baiknya Anda kombinasikan dengan beberapa indikator lain.