Friday, June 24, 2016

Cara Menggunakan Indikator Stochastic Oscillator

Stochastic Oscillator (SO) menurut saya mungkin adalah indikator leading yang sangat umum digunakan. Kalau Anda belum memahami apa itu indikator leading, silahkan baca: Analisis Teknikal: Indikator Lagging Vs Indikator Leading. Penemu indikator ini adalah George Lane. 

Singkatnya, SO digunakan untuk memberikan sinyal beli dan sinyal jual kepada trader dengan menggunakan dua buah perpotongan garis sinyal. Perpotongan garis yang memberikan sinyal beli disebut dengan GOLDEN CROSS. Sedangkan perpotongan garis yang memberikan sinyal jual disebut sebagai DEATH CROSS. 

Berikut adalah gambar dari indikator SO


MEMBACA STOCHASTIC YANG PALING MUDAH

Kalau Anda pemula atau orang awam, maka cara membaca stochastic yang paling mudah adalah ketika kedua garis berpotongan dari bawah menuju keatas, maka perpotongan tersebut dinamakan dengan GOLDEN CROSS, artinya sinyal beli / momen jual / waktunya untuk membeli saham. Dikatakan momen beli karena stochastic berpotongan naik, artinya harga saham akan naik / rebound. 

Ketika kedua buah garis berpotongan dari atas menuju kebawah, maka disebut dengan DEATH CROSS, artinya sinyal jual / momen jual / waktunya untuk jual saham. Dikatakan momen jual karena kedua garis berpotongan menuju kebawah, artinya harga saham akan turun (koreksi).  

Sampai disini Anda sudah paham?

Kalau Anda sudah paham cara simpel membaca indikator SO, maka saya akan masuk ke bahasa teknikal yang lebih berbobot. 

GARIS %K DAN %D

kedua garis oscillato pada indikator SO dinamakan dengan garis %K dan garis %D. Garis %K memiliki garis yang lebih panjang ketimbangf garis %D, misalnya perbandingan antara 5 hari untuk garis %K dan 3 hari untuk garis %D. Perlu Anda perhatikan: Garis %K adalah garis utama dan terpenting, sehingga disebut sebagai signal line. Sedangkan garis %D adalah trigger line, yaitu moving average dari garis %K.

Karena pada indikator SO, Anda mengacunya pada garis %K, maka dikatakan terjadi sinyal beli atau golden cross apabila  garis %K memotong keatas garis %D. Dikatakan sinyal jual atau death cross apabila garis %K memotong kebawah %D. Supaya Anda lebih paham, coba lihat stochastic dibawah yang memberikan sinyal buy dan sell. 

Keterangan:
Garis %K adalah garis yang berwarna orange
Garis %D adalah garis yang berwarna biru

GARIS OVERBOUGHT DAN OVERSOLD

Kalau Anda perhatikan lagi gambar diatas, maka Anda menemukan garis yang saya beri tanda panah dengan kata2 garis area jenuh beli (selanjutnya disebut jenuh beli) dan garis area jenuh jual (disebut jenuh jual). Apa kegunaan garis tersebut?

Garis jenuh beli (ovebought zone) adalah garis yang menunjukkan pelaku pasar sudah terlalu banyak melakukan akumulasi saham, sehingga harga saham dinilai sudah terlalu tinggi, sehingga terjadilah jenuh beli. Ketika garis SO sudah berada di jenuh beli, maka ada potensi besar koreksi harga saham. Jadi ketika SO berada di garis overbought, maka indikator SO sesungguhnya memberikan sinyal pada Anda untuk segera jual sahamnya, karena harga saham sudah terlalu tinggi, dan kemungkinan besar pelaku pasar sebentar lagi akan buang barang (jual saham). Pada indikator SO, garis jenuh beli adalah pada angka 80 dan diatas 80.

Garis jenuh jual (oversold zone) adalah garis yang menunjukkan pelaku pasar sudah terlalu banyak melakukan distribusi saham / buang barang / menjual saham, sehingga harga saham dinilai sudah terlalu rendah atau murah, sehingga dinamakan jenuh jual. Jadi ketika SO berada di garis oversold, maka indikator SO sesungguhnya memberikan sinyal pada Anda untuk membeli saham tersebut, karena harga saham sudah murah, kemungkinan besar banyak yang akan melakukan akumulasi lagi pada saham2 yang murah, sehingga harga saham akan rebound.  Pada indikator SO, garis jenuh jual adalah pada angka 20 dan dibawah 20.

Perhatikan gambar dibawah. Terdapat garis horizontal pada angka 20 dibawah. Garis tersebut adalah garis oversold. Sedangkan garis horizontal mendekati angka 80 diatas, garis tersebut adalah garis overbought dalam indikator SO.



PENERAPAN STOCHASTIC


Perhatikan garis vertikal pertama. Lihat bahwa ketika stochastic berpotongan dari atas menuju kebawah (death cross), harga saham langsung turun keesokan harinya. Perhatikan pula garis vertikal kedua dan ketiga diatas. Ketika harga SO berpotongan menuju keatas (golden cross), perhatikan harga sahamnya mengalami kenaikan. Perhatikan pula, ketika harga saham sudah berada di area jenuh beli, harga saham akan kembali turun setelahnya. Dan sebaliknya, ketika harga saham berada di areah jenuh jual, harga saham sebentar lagi cenderung rebound. 

Pada umumnya, indikator SO yang sudah berada di zona overbought, artinya harga saham sudah akan koreksi. Dan saat SO berada di zona oversold artinya harga saham akan rebound. Namun, tidak menutup kemungkinan ketika harga saham sudah berada di zona overbought harga sahamnya malah naik lagi. Dan ketika harga saham berada di zona oversold, tidak menutup kemungkinan harga sahamnya justru malah turun lagi. Tidak menutup kemungkinan pula, saham yang sudah golden cross, malah balik arah lagi jadi death cross. Mengapa demikian? Karena tidak ada indikator yang sifatnya sempurna. Semua indikator sifatnya hanyalah untuk memprediksi, bukan memastikan. 

Jadi, tentang indikator SO, kalau saya rangkum secara ringkas kira2 seperti ini:

Indikator SO terdiri dari perpotongan dua garis, yaitu garis %K dan garis %D. Jika garis %K memotong garis %D keatas, maka disebut golden cross, artinya sinyal beli. Jika garis %K memotong garis %D kebawah, maka disebut death cross, artinya sinyal jual. SO memiliki garis overbought di angka 80 dan oversold di angka 20. Settingan default indikator pada software saham adalah 5, 3, 3. 5 hari time periods %K, 3 hari untuk slowing garis %K, dan 3 hari untuk garis %D.