Baca pos sebelumnya: Makna Penting Garis Support dan Resisten Part I
"PTBA memiliki resisten kuat di rentang harga 4.300-4.350. GIAA memiliki support kuat di 484-488."
Apa itu support kuat dan resisten kuat? Support kuat dan resisten kuat adalah harga saham yang sering menyentuh batas atas (resisten) maupun support (batas bawah). Semakin sering garis support dan resisten tersentuh, peluang harga saham kembali ke harga itu akan semakin tinggi. Sebagai contoh, harga saham ABCD sekarang berada pada rentang harga 4.350. Secara all history, harga saham ABCD pernah mencapai harga tertinggi pada harga 5.000 (resisten), tetapi hanya sekali saja harga saham mampu menyentuh harga 5.000, kemudian harga turun lagi. Sebaliknya, kalau dilihat secara grafik 6 bulan, harga saham ABCD malahan sangat sering menyentuh harga 4.500. Maka, sesungguhnya dapat saya katakan bahwa saham ABCD akan berpotensi lebih kuat untuk kembali ke 4.500 ketimbang ke harga 5.000.
Disinilah Anda harus jeli sebagai seorang teknikalis. Kalau ada harga saham yang sudah ada indikasi renound, kemudian pada chart terdapat resisten kuat terdekat, maka harga saham berpotensi untuk kembali menuju harga resisten kuatnya. Disinilah momen Anda untuk ambil untung. Coba Anda perhatikan grafik saham APLN tahun 2015 dibawah ini.
Saham APLN memiliki harga support dan resisten kuat pada harga sekian (lihat chart diatas), sehingga pada saat APLN turun di harga 405-415, harga saham APLN akan kembali rebound (memantul) ke harga (433-440). Harga yang saya beri tanda lingkaran adalah bulan Maret 2015 - Mei 2015. Harga saham terus turun, tapi kemudian mampu memantul pada harga sekian. Karena harga support kuat adalah 405-415, artinya pengujian harga 405-415 lebih kuat ketimbang harga 390. Harga resisten kuat di rentang harga 433-440, artinya pengujian harga 433-440 lebih kuat ketimbang harga 450. Seandainya harga saham APLN sekarang adalah 420, maka akan lebih baik jika Anda menentukan titik resistennya adalah 433-440, ketimbang 450. Karena harga 433-440 lebih sering dilalui.
PENGALAMAN SAYA DAPAT CUAN DARI GARIS SUPPORT DAN RESISTEN KUAT
Tahun 2015, sebelum pasar saham jatuh pada akhir April 2015, saya pernah trading di saham APLN. Itulah mengapa pada contoh diatas, saya memberi contoh chart saham APLN :). Pada saat itu APLN masih berkisar di harga support 405 dan resisten 442. Kalau Anda lihat grafik diatas, rentang haris harga support dan resisten kuat memang benar, naik turunnya APLN selalu menyentuh harga sekian, sesekali saja naik sampai 442. Sehingga, momen ini saya gunakan untuk mendapatkan cuan.
Ketika harga saham mulai koreksi, saya hanya menunggu APLN turun menuju support kuatnya di harga 405-415. Ketika APLN sudah turun ke support kuat, saya akumulasi di harga 412. Ketika harga APLN perlahan bergerak rebound, dan berbalik menyentuh resisten kuat, saya segera melakukan take profit. Saham yang awalnya saya beli di 412 saya jual di 435. Kemudian, saya akumulasi lagi di harga 416 ketika turun menuju support kuatnya, dan menjual kembali di harga 438.
Itulah makna garis support dan resisten kuat. Intinya, Anda harus jeli melihat harga batas atas dan harga bawah yang paling sering dilalui pergerakan harga.
BAGAIMANA JIKA SAHAM PUNYA SUPPORT KUAT, RESISTEN KUAT TAPI SAHAMNYA DOWNTREND?
Hati2 jika grafik saham adalah downtrend. Jika Anda belum paham istilah donwtrend, silahkan baca: Saham Uptrend, Downtrend, dan Sideways Part I. Harga saham turun terus, di mana harga support mula-mula jebol dan harga saham anjlok terus. Kalau Anda menemukan harga saham dengan pola strong downtrend, maka analisis menggunakan support kuat dan resisten kuat hampir tidak bermanfaat. Mengapa demikian? Karena jika harga saham turun terus, maka kemungkinan besar harga saham akan sulit untuk kembali menyetuh resisten awal, sebelum harga saham turun drastis. Kalaupun bisa, kemungkinannya kecil.
Contohnya adalah saham BUMI. Perhatikan chart BUMI dibawah (BUMI Februari 2015 - Agustus 2015).
Kalau Anda perhatikan grafik diatas, BUMI memang memiliki resisten kuat di harga 85-93 (garis biru diatas), dan support 75-80 (garis merah). Belakangan harga BUMI turun lagi, sehingga support kuatnya jebol. Lebih parah lagi, belakangan kasus utang BUMI sempat menemui jalan buntu yang membuat para investor kabur dan para trader ikut2an menjual saham BUMI. Alhasil, BUMI pun menjadi saham di level gocap.
Artinya, percuma saja meskipun saham memiliki support dan resisten kuat, kalau harga saham terus turun, maka support dan resisten kuat tidak bisa Anda gunakan sebagai acuan untuk mencetak profit.
Dalam praktiknya, seringkali harga support berubah menjadi resisten maupun sebaliknya harga resisten berubah menjadi support. Silahkan simak di pos selanjutnya: Makna Penting Garis Support dan Resisten Part III