Thursday, June 30, 2016

Cara Menggunakan Indikator Commodity Channel Index (CCI)

Indikator CCI diperkenalkan oleh Donald Lambert pada tahun 1980. Indikator CCI merupakan salah satu indikator teknikal leading yang digunakan untuk mengukur sinyal beli dan sinyal jual. Awal mulanya, indikator CCI digunakan untuk mengukur sinyal perdagangan komoditas, namun sekarang garis CCI banyak digunakan pula untuk menganalisis harga saham. Garis CCI, terdiri dari garis CCI itu sendiri sebagai sinyal untuk memprediksi, zona overbought dan zona oversold. Zona overbought atau jenuh beli berada pada garis diatas 0. Sedangkan zona oversold atau jenuh jual berada pada garis dibawah 0. Perhatikan grafik CCI dibawah. 


  
Garis berwarna merah adalah zona jenuh beli, yang mengindikasikan banyak permintaan, sehingga harga saham naik terlalu tinggi menurut indikator CCI. Garis berwarna biru adalah zona jenuh jual, yang mengindikasikan banya penawaran jual, sehingga harga saham turun terlalu banyak banyak (over) menurut indikator CCI. 

Cara meggunakan indikator CCI sebagai sinyal buy dan sinyal sell: Ketika garis CCI bergerak naik, artinya harga saham akan bergerak naik, maka saatnya Anda beli (sinyal buy). Ketika indikator CCI bergerak turun, artinya harga saham akan bergerak turun, maka saatnya Anda sell (sinyal sell). Ketika garis CCI berada di zona overbought, artinya harga saham cenderung akan terkoreksi karena harga sudah tinggi. Artinya, pada zona overbought, disinilah momen Anda untuk siap2 "buang barang" / sell. Ketika garis CCI berada di zona oversold, artinya harga saham cenderung akan rebound karena harga sudah rendah. Artinya pada zona overbought, disinilah momen Anda untuk buy / akumulasi. 

PENERAPAN INDIKATOR CCI


Perhatikan saham PWON diatas. Pada saat indikator CCI mengalami kenaikan (yang saya beri tanda lingkaran), maka akan diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya, pada saat indikator CCI turun (yang saya beri persegi), maka akan diikuti dengan penurunan harga saham. 

CCI DIVERGENCE


Divergence adalah suatu kondisi dimana indikator memberikan sinyal bullish, namun sebaliknya harga saham malah turun. Dan sebaliknya juga, kondisi dimana indikator memberikan sinyal bearish, namun sebaliknya harga sahma malah naik. Contoh divergence: Perhatikan gambar diatas yang saya beri tanda lingkaran. Pada saat indikator CCI turun, harga saham PWON justru mengalami kenaikan. 

Indikator CCI tidak bisa berdiri sendiri, sama dengan indikator lainnya. Ketika menggunakan indikator CCI, ada baiknya Anda memadukannya dengan indikator lain, seperti MA, stochastic dan lain2.