Friday, June 24, 2016

Arah Harga Saham itu Mudah Ditebak!

Kalau Anda baca judul pos diatas, saya yakin akan ada tiga multitafsir dari para pembaca web Saham Gain. Pertama, Anda setuju dengan apa yang saya tulis. Anda berpikir: "Iya ya, memang mudah menebak harga saham itu mau naik atau turun. Itulah kenapa saya bisa profit konsisten.Kedua, Anda berpikir kalau saya cuma membual. Anda berpikir: "Ah, masa sih yang nulis ini memang pinter nebak arah harga saham?" Ketiga, Bagi Anda yang masih berada dalam posisi portofolio merah (loss), Anda marah dan merasa tersindir.

Well, pos ini tidak bermaksud untuk menyerang siapapun ataupun membujuk diri saya sendiri. Mengapa saya katakan harga saham itu mudah ditebak? 

Memprediksi harga saham pada dasarnya hanyalah menggunakan garis support dan resisten, serta menentukan arah tren harga saham tersebut. Saham yang berada dalam uptrend yang kuat, maka saham tersebut akan terus menembus resistennya. Artinya? Tentu saja, harganya akan terus breakout dan naik. Jadi, patokan harga support dan resisten yang lama sudah pasti nggak berlaku sama sekali, karena harga sudah terbang tinggi. 

Maka, ketika ada kesempatan untuk membeli di harga "high" dan menjualnya di harga lebih tinggi (buy high sell higher), kesempatan tersebut adalah kesempatan emas. Sebaliknya, kalau harga saham berada pada tren turun, dan harga terus turun, maka harga saham tersebut memiliki potensi besar untuk terus jebol melewati support2 pentingnya. 

Itu artinya, kalau Anda ingin cuan, belilah saham2 yang sedang uptrend, bukan saham2 yang sedang jatuh. Memang, saham2 yang sedang jatuh memiliki potensi untuk rebound dan Anda bisa membeli di harga rendah. Namun, Anda membutuhkan suatu sinyal yang pas, dan hati2 harga saham yang jatuh terus bisa mengindikasikan saham tersebut adalah saham yang tidak likuid. Saham2 uptrend akan naik terus, dan koreksi yang terjadi umumnya adalah koreksi sehat, sehingga jika banyak para trader berpikiran kapan harga saham ini akan jatuh soalnya sudah "kemahalan", sehingga saya bisa membeli di harga yang rendah, maka pemikiran itu sangatlah salah.  

Percaya atau tidak, sebenarnya, banyak dari pedagang saham seperti Anda dan saya yang tidak perlu kesulitan untuk menebak arah harga saham menggunakan analisis teknikal, bahkan dengan analisis yang cukup simpel nggak perlu rumit2. Dibalik semua itu, pernahkah harga saham yang Anda prediksi benar, tapi cuan yang Anda dapat malah nggak segede prediksi Anda yang benar itu?

Jika Anda pernah mengalami hal demikian, maka sesungguhnya yang jadi kendala utamanya sebenarnya bukanlah Anda yang tidak jago memprediksi, tetapi ada satu faktor paling penting lainnya, yaitu KEMAMPUAN EKSEKUSI. Kehebatan Anda dalam memprediksi hanyalah kemampuan Anda diatas kertas. Yang paling penting adalah bagaimana Anda bisa eksekusi saat pasar saham sedang jalan, saat harga saham terus bergerak liar. Disitulah ketangguhan Anda baru diuji. 

Misalkan: Hari ini Anda rencana membeli saham AKRA dengan modal Rp15 juta. Anda yakin kalau saham AKRA akan naik kencang dalam beberapa waktu kedepan. Tiba2 Anda membaca rekomendasi analis lain yang bilan kalau saham LPPF akan naik kencang. Kemudian ada analis lagi yang mengatakan bahwa saham SMGR akan naik. Anda yang pada awalnya berencana memasukkan modal 15 juta di saham AKRA, jadi kalang kabut saat lihat kondisi pasar saham yang sudah jalan, terlebih ketika Anda lihat saham LPPF dan SMGR mulai bergerak naik. Akhirnya, Anda pun beli saham AKRA, LPPF dan SMGR, dengan alokasi dana masing2 5 juta, karena Anda takut ketinggalan kereta. Itu artinya, Anda belum bisa meng-eksekusi pasar.  

Itulah kenapa kalau Anda perhatikan, banyak sekali orang yang bisa ngomong ini dan itu tentang saham, tentang prediksi harga saham, tetapi mereka sendiri belum bisa cuan dari trading saham. 

So, untuk menjadi seorang trader yang handal Anda dituntut untuk tidak hanya jago prediksi harga saham, tetapi Anda harus mampu melakukan eksekusi dengan benar dan sesuai trading plan Anda.