Thursday, August 25, 2016

Harga Saham Naik 10%, Yakin Mau Buy?

Sejak DPR menyetujui rancangan UU Tax Amnesty pada 28 Juni 2016, IHSG terus saja naik. Kita sudah pernah membahasnya di pos ini: Tetap Slow dan Waspada Saat Saham Naik. Di saat pasar saham bullish seperti ini, saya sering sekali menemukan saham2 yang harganya dalam sehari tiba2 bisa melejit sampai 10% lebih. Dan tidak jarang "para analis" sering memberikan rekomendasi atau seolah-olah ajakan untuk membeli saham tersebut. 

Kalau ada saham yang tiba2 naik sebanyak itu dalam sehari, tidak menutup kemungkinan keesokan harinya naik akan melanjutkan kenaikannya, bahkan bukan naik biasa, tapi kenaikan yang kencang sekali. Yang jadi masalah, apakah kalau menemukan saham2 seperti itu Anda sebaiknya beli?

Jawabannya: 90% tidak dan 10% ya.  Nah lho ?

Mari saya jelaskan. Dalam kondisi pasar saham bullish seperti saat ini, ada banyak sekali saham  yang tiba2 dalam sehari naik kuencanggg sekali. Katakanlah: WOMF, POOL, INDS, IMJS, HRUM, MYOH dan masih banyak lainnya yang mencatat kenaikan drastis. Kalau Anda menemukan saham2 yang tiba2 naik kencang PADAHAL ANDA JARANG MEMPERHATIKAN SAHAM2 TERSEBUT, maka jangan pernah mengejarnya (Buy).

Bagaimana kalau Anda coba beli saham2 yang naik 10% secara tiba2, dan saham itu belum pernah Anda pantau sebelumnya? 

Oke saya beri satu contoh saham yang naik pesat: INDS. Perhatikan grafik INDS dibawah.


Asumsikan INDS adalah saham yang tidak pernah Anda pantau sebelumnya (Anda tidak paham pola teknikal saham INDS). Pada 10 Agustus 2016, saham INDS mampu mencetak harga high 1.315 (perhatikan tanda panah). Tentu saja INDS sudah mengalami kenaikan harga yang sangat pesat, bahkan hari itu adalah harga tertingginya selama satu tahun. Dan selain itu, pada bulan Maret 2016 harganya masih di kisaran 380-an!

Anda yang tidak pernah perhatikan saham INDS, belum pernah pegang saham INDS sejak harganya masih 380-an, dan tiba2 Anda nyadar INDS naik terus dengan pesat. Pada waktu Anda perhatikan ternyata harganya sudah tembus resisten 1 tahun. Anda yakin kalau saham INDS bakal naik lagi, akhirnya Anda berambisi untuk mengejar dan Anda buy di harga 1.300. Ternyata, keesokan harinya 11 Agustus 2016 harga INDS bukannya naik malah turun drastis, dengan haga high hanya 1.155 dan ditutup hanya di harga 1.060. (Perhatikan candle merah setelah tanda panah, menunjukkan penurunan drastis harga saham INDS)


Apa yang terjadi? Saham Anda nyangkut. Ya, bayangkan saja, begitu beli di 1.300 tiba2 dalam satu hari langsung amblas ke 1.155. Ini adalah pelajaran yang bisa Anda dapatkan: Anda jangan pernah berambisi mengejar saham2 yang naik pesat, padahal Anda tidak pernah memperhatikan saham tersebut sebelumnya, Anda juga tidak kenal pola teknikal saham tersebut. Trading dengan cara seperti itu, akan sangat mempengaruhi kondisi psikologis Anda.  

Anda harus trading mengikuti trading plan yang Anda siapkan. Kalau Anda tergoda dengan saham2 yang naik kencang yang jarang Anda perhatikan (diluar pengawasan monitoring saham Anda), sudah bisa kebaca kalau Anda tidak punya trading plan. Baca juga: Ciri2 Trader yang Tidak Punya Trading Plan (Belum terbit.. coming soon).

Nah, disinilah peran TRADING PLAN berbicara. Trading plan yang seperti apa? Supaya Anda tidak mudah tergoda mengejar saham2 yang naiknya nggak jelas, Anda harus membuat trading plan seleksi saham2 yang  layak dibeli secara analisis teknikal. Artinya, Anda harus trading hanya pada beberapa saham saja yang Anda pahami. Ingat quote Waaren Buffet:
"Risiko trading saham dapat berkurang banyak apabila Anda trading pada beberapa saham saja."
Dengan memantau beberapa saham saja, Anda tidak akan tergoda oleh saham2 yang naik nggak jelas dan di luar pemantauan Anda. 

Nah, tadi saya bilang 90% jangan dibeli dan 10% boleh beli. Dalam hal apa Anda boleh beli?

Anda boleh beli saham yang naik 10% secara cepat, kalau saham tersebut adalah saham yang memang sudah berada dalam pantauan Anda, dan Anda yakin kalau saham tersebut akan tetap melanjutkan kenaikan (rally). 

Jadi, inti dari trading saham adalah: Bagaimana  Anda mengenali pola suatu saham dan bisa mendapat profit konsisten, serta rugi seminimal mungkin, dan bekerja sesuai dengan trading plan. Bukan mengejar barang2 yang tidak Anda kenal. Ibarat pergi ke supermarket untuk belanja, kemudian membeli barang secara asal.