Saturday, July 09, 2016

Prediksi IHSG 2016 - Long Term: IHSG Tembus 5.000, Lalu?

Selamat Hari Raya Idul Fitri 2016 Bagi Saudara-saudara Muslim. Mohon Maaf Lahir dan Batin.

IHSG tahun 2016, setidaknya sampai pos ini ditulis, Hari Raya Idul Fitri (libur Bursa), sudah mampu tembus angka psikologis 5.000. Walaupun pada akhirnya IHSG ditutup turun ke level 4.900-an. Namun, pada paroh pertama di tahun 2016 ini, saya sebagai trader dan pengamat pasar melihat banyak hal menarik yang terjadi di Bursa saham Indonesia. Dan tentunya, atas dasar pergerakan IHSG inilah, saya bisa memprediksi arah pergerakan IHSG kedepan, dan sektor2 yang terpengaruh.

Tahun 2016, pergerakan IHSG sejatinya kurang ceria. Dimulai dari Januari 2016, yang pada umumnya pada awal tahun IHSG hampir selalu naik. Apalagi kalau bukan ada January Effect. Namun, untuk tahun 2016 ini, January Effect rasa2nya nggak ngefek. Kita pernah membahas di pos ini: January Effect 2016: Nggak Ngefek? Tahun ini, january effect seakan tertutup oleh banyaknya sentimen negatif, terutama kekhawatiran mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang turut menekan Bursa saham Asia, termasuk Indonesia. 

Walaupun demikian, kalau diakumulasi sepanjang January - April IHSG berada dalam tren naik. Berikut adalah pergerakan IHSG January-April 2016.


Pada 4 January 2016, IHSG ditutup di 4.525,91. Dan Bulan April, tepatnya 22 April 2016 IHSG mampu mencapai 4.917. Kenaikan pergerakan IHSG beberapa diantaranya didukung oleh kenaikan pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2015 yang berada jauh diatas ekspektasi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV 2015 berada di angka 5,04%. Salah satu faktor lainnya adalah dikeluarkannya paket kebijakan ekonomi yang dapat menguntungkan sektor konstruksi. 

Namun, kalau Anda perhatikan lebih dalam, IHSG kita sempat berada dalam trendless / sideways. Kondisi ini merupakan kondisi yang 'kurang enak' untuk para trader dan investor, karena pada masa-masa itu (tepatnya pada akhir April - minggu ketiga Juni 2016). Dimana IHSG selalu bergerak pada rentang 4.700-4.890. Nggak pernah naik 4.900 dan jarang sekali turun dibawah 4.700. 



Perhatikan grafik diatas (yang saya beri tanda persegi). IHSG bergerak trendless. Pada masa2 ini, pasar saham Indonesia tidak mendapatkan banyak sentimen positif yang mampu mengangkat IHSG untuk naik.  

Belum lagi, ada sentimen Sell on May and Go Away, meskipun sentimen ini bukanlah patokan utama dalam meraih cuan di pasar saham. IHSG juga sempat anjlok 1%, lebih dalam sehari tepatnya ketika pertumbuhan ekonomi kuartal I 2016 jauh diluar ekspektasi, yang hanya mampu mencatakan 4,92% (turun dari kuartal 4 2015 sebesar 5,04%), dan menimbulkan kekhawatiran pasar dalam jangka pendek. Kita pernah membahas tulisannya di pos ini: IHSG dan Pertumbuhan Ekonomi. Walaupun demikian, fluktuatifnya pergerakan IHSG merupakan peluang akumulasi bagi investor dan trader.

Puncak gejolak dan fluktuatif pergerakan IHSG pada paroh tahun 2016, terjadi ketika terjadi isu Brexit (Britain Exit): Apakah Inggris akan keluar dari Uni Eropa atau tetap bertahan di Uni Eropa. Referendum 23 Juni 2016, akhirnya memutuskan bahwa Ingrris keluar dari Uni Eropa sebanyak 51,9% berbanding 48,1% yang menginginkan Inggris tetap bertahan. Karena itu, pada tanggal 24 Juni 2016, IHSG sempat tertekan hingga turun 2% lebih.

Pasca Brexit, pasar saham Indonesia kembali mendapatkan angin segar, berupa kebijakan tax amnesty (pengampunan pajak). Tentu saja, kebijakan tax amensty muncul sebagai akibat dari terbongkarnya panama papers, yang ternyata juga melibatkan para pejabat dan orang2 kaya di Indonesia. Tax amnesty berpotensi menyerap dana repatriasi yang selama ini dananya 'lari' ke luar negeri. Dan diharapkan dana repatriasi ini nantinya dapat meningkatkan kembali  penerimaan negara. Pemerintah berencana untuk menggunakan dana repatriasi, salah satunya untuk pembangunan infrastruktur. 

Penetapan RUU tax amnesty mampu mengangkat IHSG pada tanggal 29 Juni 2016, naik 0,95%, naik ke level 4.882,17. Dan sampai saat pos ini ditulis, IHSG sudah mampu tembus ke 5.000. Rupanya sentimen positif dari tax amnesty terus berlanjut, yang ditandai dengan tembusnya level psikologis 5.000. Sektor properti belakangan ini jugamencatakan kenaikan harga saham yang cukup signifikan. Pehatikan saham2 properti dan konstruksi seperti WIKA, PPRO, ASRI, PWON, LPKR. Adanya penurunan suku bunga KPR turut memberikan angin segar bagi sektor properti. Sudahkah Anda profit?

BAGAIMANA PREDIKSI IHSG KEDEPAN?

Mengingat IHSG sudah tembus level psikologis 5.000, dan mulai muncul sedikit banyak sentimen positif, IHSG kedepan diprediksi akan mampu mencapai paling tidak IHSG bisa mencapai 5.480-5.500, yang merupakan resisten puncak 2015. Seperti yang pernah saya bahas disini: Prediksi IHSG 2016. 

IHSG dalam jangka pendek masih rentan koreksi, namun secara akumulatif pergerakan IHSG akan berada dalam teritori uptrend. Namun, apa yang saya katakan sifatnya masih sebatas PREDIKSI. Dengan catatan, pemerintah mampu memaksimalkan dana repatriasi, dan memaksimalkan kebijakan2nya, IHSG diprediksi akan bergerak naik sesuai harapan. Namun jangan lupa, sentimen2 dari luar negeri seperti data pertumbuhan ekonomi Tiongkok juga berpotensi "mengancam" pergerakan IHSG jangka pendek. So, ketika IHSG berada dalam teritori uptrend, Anda juga harus tetap waspada, jangan trading tanpa perencanaan, jangan mudah terbawa euforia pasar.

SEKTOR-SEKTOR SAHAM YANG PROSPEK UNTUK MID-LONG TERM

Saya pribadi sangat merekomendasikan sektor PROPERTI dan PERBANKAN. Namun, karena kebijakan2 pemerintah, seperti suku bunga KPR, pembangunan infrastruktur dan tax amnesty berdampak besar pada sektor properti dan sub sektornya konstruksi, maka saya lebih prefer ke sektor properti. Perhatikan kenaikan sektor property selama 6 bulan (Januari - Juni 2016). 


Sektor2 properti yang cukup bagus adalah: PWON (mid term), LPKR (mid term), PPRO (long term), ASRI (short term), WIKA, WSKT. Sedangkan saham2 perbankan yang tampak mulai bergerak naik, diantaranya adalah BBNI, BBRI, BJBR. Saham2 perbankan ini saya perkirakan masih bagus Anda simpan untuk mid-term. 

PWON saat ini bergerak naik menembus level 600. PWON terlihat bergerak di kisaran harga 590-630. Bagi Anda yang ingin short term trading, PWON sangat bagus untuk ditradingkan jangka pendek. Bisa Buy PWON di harga 590-605. TP: 625-635. PWON secara mid-term, memiliki peluang untuk naik dan menguji level psikologi 650. Perhatikan grafik PWON yang sedang berada dalam teritori uptrend. 



PPRO: masih bagus untuk long-term. PPRO terus saja naik sampai menembus 500. PPRO menguji angka psikologi 550. PPRO diprediksi masih akan melanjutkan pola uptrednnya, yang didukung dengan kenaikan laba berturut-turut saat kondisi ekonomi global lesu. Salah satu saham BUMN masih bagus untuk jangka panjang. Harga saham PPRO masih tergolong "murrah". Induk usahanya, PTPP harga sahamnya sudah mencapai 3.800-4.000-an. PTPP yang pada awal melantai di Bursa, harga sahamnya masih sekitar 500-600. Artinya, melihat pola teknikal PPRO, kemungkinan besar harga saham PPRO akan mengekor mengikuti induknya.


LPKR mampu menembus level psikologis 1.000 dan menembus 1.100. LPKR berada dalam teritori uptrend. Trend LPKR memungkinkan untuk ditradingkan secara mid-term, dengan target 1.200-1.270. 



ASRI: Harga saham ASRI bagus untuk di tradingkan short term. ASRI pada grafik tampak mengalami koreksi pendek, setelah harga saham 500, tidak mampu tembus.  Berdasarkan grafik, ASRI ada potensi koreksi ke 450. Harga saham ASRI mengalami kenaikan dari harga 380 hingga 500. ASRI masih berada pada teritori uptrend. ASRI bagus untuk ditradingkan jangka pendek (dibawah 1 minggu). ASRI diperkirakan akan bergerak di area 450-500. Manfaatkan momen jangka pendek untuk dapat cuan. 



WIKA: WIKA mulai bergerak naik setelah jatuh ke harga 2.200. WIKA mulai naik hingga 2.880. WIKA menguji level psikologis 3.000. Harga WIKA all history tertinggi 3.400. Mid-term, WIKA diperkirakan mampu menembus level psikologis 3.000.