Thursday, May 05, 2016

IHSG dan Pertumbuhan Ekonomi

Beberapa hari lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal I 2016. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh hanya 4,92%, sama sekali tidak seperti apa yang telah diprediksi para analis. Para analis sebelumnya memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2016 mampu tumbuh hingga 5,07%. Perbandingan analis ini mengacu pada pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV 2015 yang mampu naik signifikan sampai 5,04%. 

Lalu, apa pengaruh pertumbuhan ekonomi Indonesia terhadap IHSG? Pengaruhnya sangat besar. Pada saat pertumbuhan ekonomi diumumkan turun, IHSG sesi I tanggal 4 Mei 2016 langsung turun sebesar 0,86% menjadi 4.770,75. Pengaruh pertumbuhan ekonomi Indonesia juga Anda bisa lihat di pos saya: Ulasan Pasar Saham 2015 dan Prediksi IHSG 2016. 

Memang sulit menyimpulkan, apakah pertumbuhan ekonomi punya pengaruh yang sangat signifikan terhadap IHSG, karena Anda sendiri juga pasti setuju dengan saya bahwa, pergerakan IHSG di pasar modal dipengaruhi oleh banyak sekali faktor. Tidak hanya pertumbuhan ekonomi. Namun, setiap kali pemerintah merilis data pertumbuhan ekonomi, IHSG selalu naik signifikan (kalau pertumbuhan ekonomi berhasil naik diatas prediksi), atau turun signifikan (kalau pertumbuhan Indonesia dibawah prediksi).

Kalau Anda perhatikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebenarnya kalah jauh sama negara2 ASEAN. Myanmar mampu mencetak pertumbuhan ekonomi sebesar 8,7%. Kamboja: 6,9%, Vietnam: 5,46%. Sedangkan Indonesia hanya 4,92%. Tentu hal tersebut adalah pencapaian yang sangat kurang kalau dibandingkan sama negara2 tetangga.

Beberapa penyebab penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia karena menurunnya pengeluaran konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh sebesar 4,94%. Pertumbuhan di sektor perdagangan juga turun karena produksi barang dalam negeri dan persediaan barang impor memang sudah turun sejak awal 2016. Kuartal I biasanya terjadi pola musiman belanja pemerintah yang cenderung melambat untuk konsumsi dan investasi. 

Lalu bagaimana dengan investasi saham? Apakah dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selalu naik atau turun yang seringkali lain dari prediksi, Anda perlu memindahkan instrumen investasi saham ke instrumen investasi lain yang lebih aman seperti emas?

Itu sih terserah Anda. Tapi kalau menurut saya pribadi, Anda yang sudah investasi saham di pasar modal, saya tetap optimis dengan Indonesia bisa mencetak rekor2 yang jauh lebih baik untuk kedepan. Misalnya: pembangunan infrastruktur yang jauh lebih baik. Tentunya, kita semua berharap agar birokrasi pemerintahan bisa bekerja dengan baik, karena kunci keberhasilan ada di sumber daya manusia. Sebagus apapun kebijakan ekonomi pemerintah, kalau SDM nggak main, ya percuma saja. 

Di balik semua itu, semua analisis ujung2nya hanyalah prediksi. Tidak ada yang tahu kuartal II 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia bakalan naik atau turun ke angka berapa. Jadi, jangan pegang kata2 saya 100%. Baca pos: Seberapa Akurat Rekomendasi Para Analis? Kalau Anda mau investasi saham, mau trading di pasar modal dalam kondisi market yang bergejolak dan dipenuhi oleh para bandar2, maka Anda harus pertimbangkan segala risiko. Anda harus punya pengetahuan. Anda harus bisa mengontrol emosi trading Anda. Baca juga: Psikologi Pasar: Empat Tahapan Penting. 

Lalu, apa yang harus Anda lakukan kalau Anda menyikapi berita tentang pertumbuhan ekonomi, yang terbukti memiliki dampak pada IHSG? Saran saya: WAIT AND SEE. Ketika mendekati kuartal II berakhir, ada baiknya Anda mengurangi dahulu transaksi Anda di pasar saham. Perhatikan dahulu, apakah pertumbuhan ekonomi akan bergerak ke arah mana, naik atau turun? Kalau memang pertumbuhan ekonomi Indonesia turun, jadikanlah kesempatan untuk memburu saham2 di harga rendah. Kalau pertumbuhan ekonomi naik, dan mampu menaikkan IHSG, siap2 Anda belanja saham2 yang bagus. 

Kemungkinan pemerintah akan merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2016 sekitar akhir Juli atau awal Agustus.