Monday, March 28, 2016

Psikologi Pasar Saham: Empat Tahapan Penting

Kalau Anda bertanya, psikologi market itu seperti apa? Maka saya bisa mengungkapkannya dengan dua kata: FEAR , GREEDFear berasal dari bahasa Inggris yang artinya takut, sedangkan greed artinya serakah/ tamak. 

Sebelum saya berbicara banyak mengenai fear and greed, ada baiknya saya mengungkapkan pada Anda, bahwa di pasar modal, pergerakan IHSG dan pergerakan harga saham secara spesifik akan terjadi dalam 4 SIKLUS tahapan. 

1. Tahapan mendaki. Pada tahapan ini, harga saham berada di posisi rendah, dan para pelaku pasar sudah bersiap-siap melakukan akumulasi saham untuk mengangkat harga saham tertentu, karena harganya sudah rendah, sudah koreksi. Biasanya pada tahapan ini, tipe2 investor dan trader cerdas (smart money), yang bisa membaca pergerakan harga saham lebih awal, akan masuk lebih dahulu untuk melakukan buy.

2. Tahapan bullish. Pada tahapan ini, karena sudah banyak para pelaku pasar yang akumulasi, harga saham akan berada dalam tren naik. Dan biasanya, para investor ritel yang tidak sehebat smart money, mereka baru akan berani masuk pada saat saham tersebut benar2 bullish, seperti pada tahapan 2 ini. 

3. Tahapan jenuh. Harga saham tidak mungkin naik terus. Setelah harga saham naik mencapai titik tertentu karena terus diangkat, yang artinya secara teknikal harga saham sudah ketinggian atau kemahalan (jenuh beli), harga saham akan cenderung sideways dan mulai terlihat tren turun jangka pendek. Disini sudah mulai terlihat beberapa pelaku pasar mulai menjual sahamnya.

4. Tahapan koreksi. Setelah harga saham mencapai jenuh beli, terjadilah aksi ambil untuk atau profit taking. Hal ini dilakukan oleh para pelaku pasar dengan cara menjual sahamnya yang harganya sudah dianggap terlalu tinggi, sehingga menyebabkan harga saham koreksi atau turun sementara. Pada tahapan koreksi, bisa saja koreksinya lebih rendah daripada harga pada saat saham berada di tahapan 1, tetapi bisa juga harga koreksinya masih lebih tinggi daripada harga saham pada saat berada di tahapan 1. Biasanya, kalau saham tersebut likuid, prospek dan bagus, maka meksipun terjadi koreksi tetapi harga saham masih lebih tinggi daripada harga saham pada siklus di tahapan 1.

Berikut 4 siklus tahapan yang menentukan psikologi pasar.









Penerapan riil 4 tahapan siklus pada saham INDF.    


Setelah melalui tahapan koreksi ini, harga saham akan kembali lagi ke tahapan 1, demikian seterusnya. Itulah kenapa saya katakan sebagai siklus. Namun, untuk saham2 spesifik, memang tidak semua bisa menerapkan 4 tahapan tersebut, karena ada banyak saham yang pergerakannya sideways terus, saham gorengan yang naik turunnya tidak bisa ditebak karena tidak likuid, atau bahkan saham tidur yang tidak bergerak sama sekali. 

Empat siklus tahapan inilah merupakan tahapan-tahapan dimana psikologi pasar sesungguhnya terjadi, yaitu FEAR and GREED. "Lalu, apa hubungannya tahapan2 ini sama fear and greed?" Tanya Anda.

Tentu saja sangat berhubungan. Psikologi pasar bisa dijekaskan melalui tahapan2 tersebut. Lalu bagaimana tahapan2 ini dapat menyebabakan seseorang menjadi serakah atau sebaliknya takut? Silahkan baca pos selanjutnya: Psikologi Pasar: Fear And Greed (Part I)

Thursday, March 24, 2016

Fakta-fakta Psikologi di Pasar Saham

Saya punya quote: "Pasar saham tidak melulu soal analisis teknikal". Pasar saham memang selalu identik dengan grafik, indikator, candlestick (analisis teknikal), karena untuk merekomendasikan trading saham dan memprediksi IHSG pasti butuh analisis teknikal. Kalau bukan analisis teknikal, lalu mau pakai analisis apa?

Tetapi kalau Anda sadari, pasar modal sebenarnya sangat menyangkut psikologi pasar. Kalau Anda perhatikan grafik harga saham, maka pergerakan harga saham yang tercermin dari grafik tren itu adalah hasil dari psikologi pasar.

Fine2 saja Anda mulai belajar dari analisis teknikal, karena kalau mau trading harus bisa analisis teknikal. Tapi analisis teknikal saja nggak cukup. Dibalik analisis teknikal ada yang namanya PSIKOLOGI. Saya ulangi sekali lagi: PSIKOLOGI.

Banyak para trader yang tahu analisis teknikal, tanpa menyadari betapa pentingnya psikologi trading yang benar, yang harus mereka terapkan ke dalam sistem tradingnya. Mari kita simak beberapa fakta tentang psikologi di pasar saham, yang saya rangkum dari banyak pemikiran trader2 di pasar saham.

1. Pemikiran: Cut loss bukanlah hal penting, karena saya yakin harga saham bisa berbalik dari harga yang saya dapatkan. Fakta: Cut loss adalah bagian penting dari trading. 

Perlu Anda ketahui, tidak melakukan batasan cut loss, menyebabkan kerugian Anda semakin membengkak, dan akhirnya menyebabkan saham2 Anda nyantol. Baca postingan: Penyebab Saham 'Nyantol': Trader Tidak Mau Cut Loss

2. Pemikiran: Mengejar profit sebanyak-banyaknya dari trading. Fakta: Mengejar profit semata hanya akan membuat rasionalitas Anda hilang, dan melupakan kualitas analisis. 


Trading memang bertujuan untuk menghasilkan profit yang berupa uang. Tapi, salah jika Anda hanya mengejar profit. Banyak trader yang hanya profit oriented, sehingga mengabaikan pentingnya analisis teknikal. Jika Anda hanya mencari profitnya saja, maka ketika Anda mengalami kerugian, Anda akan berusaha untuk membalas kerugian di transaksi berikutnya yang justru dapat menghilangkan objektifitas analisis Anda. Baca postingan: Kesalahan: Motif Trading Hanya untuk Mencari Uang.

3. Pemikiran: Pasar saham itu gampang ditebak arahnya. Fakta: Pasar saham tidak mudah ditebak, Anda harus "ikut arus, bukan melawan pasar.

Pemikiran ini membuat Anda jadi suka tebak2-an. Ketika Anda meyakini bahwa pasar saham mudah ditebak, maka bisa dipastikan Anda akan melakukan aktivitas trading dalam kondisi pasar bullish maupun bearish. Padahal, seharusnya Anda harus paham kapan saatnya masuk - keluar pasar - atau wait and see. Terutama, jika Anda adalah trader yang hanya trading dalam rentang kurang dari 1 minggu, maka ketika kondisi pasar lagi strong bearish, itu bukanlah saat yang pas untuk masuk pasar. Baca postingan: Pasar Saham Susah Ditebak.

4. Pemikiran: Bingung kalau tidak trading. Fakta: trading tidak perlu setiap hari.

Trading harus didasarkan atas analisis, yaitu menggunakan momen yang tepat. Trading tidak perlu melulu harus dilakukan setiap hari. Jika Anda punya prinsip trading harus setiap hari, tangan gatal karena ingin beli saham setiap saat, maka dapat dipastikan saham Anda banyak yang 'nyantol' kalau kondisi pasar saat itu sedang dilanda sentimen negatif. 

Kesempatan untuk memperoleh profit di pasar saham itu sangat luas, sangat terbuka. Tinggal bagaimana Anda harus mampu menempatkan momen yang pas. Momen yang pas bukan berarti harus trading setiap hari. 

5. Pemikiran: Selalu berusaha meniru sistem trading para pakar ternama yang sudah menghasilkan banyak profit. Fakta: Sebagus apapun sistem pakar ternama, sistem tersebut BELUM TENTU COCOK untuk Anda, karena karakteristik setiap orang berbeda-beda.

Menurut saya, sistem trading saya (analisis yang saya pakai untuk prediksi harga saham) sangat simpel. Anda bisa lihat analisis saya di halaman: Rekomendasi Saham Harian. Saya yakin bahwa sistem trading saya tidak ada yang wahh, tidak ada yang istimewa.. Saya tidak menggunakan sistem trading yang rumit. Bukannya tidak bisa, tapi saya merasa lebih terlatih dengan sistem yang lebih simpel dan saya nyaman dengan sistem yang sudah saya ciptakan sendiri. Saya tidak meniru sistem dari pakar manapun. 

Sebagus apapun sistem pakar, kalau memang tidak cocok untuk Anda, percayalah Anda tidak akan bisa memetik profit maksimal. Jadi, saya menyarankan agar Anda jangan meniru, kecuali memang sistem pakar tersebut benar2 cocok untuk Anda. Ada baiknya pula kalau Anda mengadopsi sistem trading dari pakar yang Anda segani. Tapi intinya, Anda harus bisa menciptakan sistem yang memang benar2 mencerminkan karakter Anda sendiri, bukan orang lain.

6. Pemikiran: Beli portofolio sebanyak-banyaknya karena harganya pada naik semua. Fakta: Semakin banyak portofolio yang Anda miliki, semakin susah Anda untuk memonitornya dan semakin kecil return yang Anda dapatkan.. Semakin Anda memiliki terlalu banyak portofolio, artinya mental trading Anda masih belum kuat. 

Baca postingan: Kesalahan Trader Dalam Mendiversifikasikan Sahamnya. Baca postingan: Menggunakan Strategi Diversifikasi yang Pas (Part III)

Sebenarnya, apa tujuan dari postingan saya ini? Tujuannya tidak lain adalah untuk membentuk sikap mental trading yang benar. Sebelum melangkah pada analisis teknikal, eskekusi beli dan jual saham, pertama yang harus Anda pahami adalah: PSIKOLOGI TRADING YANG BENAR. Bukan menghasilkan profit sebanyak-banyaknya dalam waktu cepat. 

Pemikiran2 diatas saya rangkum dari pemikiran para trader, dan juga pemikiran2 lama saya selama trading di pasar modal. Jadi, para trader yang sudah terjebak dalam pemikiran2 yang salah, sebaiknya mulai membenahi sikap mental tradingnya. Dan untuk para pemula yang baru ingin terjun ke dunia pasar modal, sebaiknya baca postingan ini. Kalau Anda punya teman2 trader yang masih saja ngotot mengatakan cut loss tidak penting dan sebagainya, suruh mereka baca postingan ini. 


Monday, March 21, 2016

MEA, PMA = Kesempatan Emas Investasi Saham

Seharusnya saya sudah menulis materi ini 2 minggu lalu. Ide dan konsep menulis sudah tertanam di kepala saya. Tapi berhubung saya masih sibuk menyelesaikan new edition ebook pasar modal saya, dengan konten baru: Mengendalikan emosi trader dengan total haaman ebook 293 halaman ukuran kertas A4, maka sekarang baru bisa publish tulisan ini. O iya, untuk mendapatkan ebook versi baru saya, Anda bisa check it out disini: Buku Pasar Modal.. 

Oke sekarang saya akan memaparkan pembahasan MEA dan bagaimana MEA bisa mempengaruhi pergerakan IHSG di pasar modal. Serta, sektor-sektor perusahaan Tbk yang diuntungkan dari adanya MEA.  

Pada tanggal 2 Maret 2016, saya mengikuti sosialisasi Badan Penanaman Modal yang kebetulan banyak membahas tentang tenaga kerja asing dan Penanaman Modal Asing (PMA). Pembahasan dalam sosialisasi tersebut sangat terkait erat dengan apa yang kita hadapi sekarang yaitu, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Memasuki tahun 2016, Indonesia sudah menyongsong MEA. Tentunya sebuah tantangan baru bagi sumber daya manusia Indonesia. Bukan hanya tantangan sumber daya manusia, namun juga tantangan kesiapan infrastruktur. Singkatnya, MEA berarti perdagangan bebas antar anggota-anggota negara Asean dan dengan adanya perdagangan bebas itu berarti tidak ada hambatan/ berkurangnya hambatan tenaga kerja asing dan Penanaman Modal Asing (PMA) untuk masuk dan bekerja di Negara Indonesia. Para PMA yang akan mendirikan usaha di Indonesia juga tidak akan mengalami hambatan-hambatan yang berarti contohnya dalam hal perijinan seperti sebelum adanya MEA.

MEA menimbulkan banyak kontroversi pro dan kontra bagi masyarakat Indonesia. Pro-nya adalah MEA tentu akan memberikan dampak positif bagi perdagangan Indonesia. Negara Indonesia akan menjadi negara yang lebih terbuka dalam hal perdagangan. Singkatnya, dampak positif yang besar akan menguntungkan Indonesia dari sisi eksport. Selain itu, tenaga kerja Indonesia juga bisa mendapat banyak ilmu dengan bekerja di luar negeri. itu salah satunya, dampak yang akan kita rasakan secara mengena. Tentu masih banyak dampak-dampak lainnya yang masih bisa dirasakan. 

Tetapi kalau tenaga asing masuk ke Indonesia dengan mudah, tenaga kerja Indonesia bisa-bisa "tersisih" dari kompetensi. Jangankan harus bersaing dengan luar negeri, bersaing dengan tenaga kerja Indonesia sendiri saja tidak mudah. Dampak yang dapat dirasakan dari adanya persaingan tersebut adalah PENGANGGURAN. 

Di provinsi Jawa Timur, per Agustus 2014, dari 20.149.000 penduduk yang masuk dalam angkatan kerja, sebanyak 19.306.510 bekerja dan sisanya sebanyak 843.490 menganggur alias belum mendapatkan pekerjaan. Sedangkan per Agustus 2015, jumlah angkatan kerja Indoenesia sebesar 20.274.680, sebanyak 19.367.780 bekerja dan sisanya sebanyak 906.900 menganggur. Artinya, untuk wilayah Jawa Timur saja, tingkat pengangguran sudah mengalami peningkatan. 

Bayangkan saja jika Indonesia harus bersaing dengan tenaga kerja luar negeri yang mungkin lebih kompetitif. Apakah negara kita tidak semakin terpuruk? Itulah alasan mengapa masyarakat Indonesia masih saja banyak yang kontra terhadap MEA. MEA seakan menjadi ketakutan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Beberapa negara ASEAN, memiliki perkembangan yang lebih baik dibanding Indonesia dari beberapa aspek.  

Sebagai contoh per 2015, beberapa negara ASEAN, yaitu Malaysia, Siangpura, Thailand dan Filipina memiliki angka inflasi dibawah 5%, sedangkan Indonesia masih diatas 7%. Thailand, memiliki kawasan industri yang baik, sehingga barang-barang produksi lebih mudah untuk masuk ke kawasan2 negara ASEAN. Beberapa aspek negara2 ASEAN yang mampu unggul dibanding Indonesia, menunjukkan bahwa mereka memiliki SDM yang tidak kalah berkualitas. Nah, yang jadi pertanyaan, apakah MEA itu merugikan negara Indonesia atau malah menguntungkan?

Sebenarnya apa sih tujuan MEA? Mengapa MEA harus ada? Dan mengapa Indonesia harus ikut terlibat dalam MEA?

Masyarakat Ekonomi Asean berarti perdagangan bebas. Jadi, kata kuncinya adalah perdagangan bebas. Dengan perdagangan bebas, artinya arus perdagangan barang dan jasa antar kawasan ASEAN akan lebih mudah untuk masuk. Indonesia akan dituntut untuk terus meningkatkan kualitas produknya agar lebih bernilai. Antar negara ASEAN diharapkan akan memiliki wilayah pembangunan ekonomi yang merata, adanya kawasan industri yang kompetitif dan sebagainya.

Namun, barangkali yang ingin saya tekankan disini, bukan manfaat MEA secara global seperti yang saya tulis pada paragraf sebelumnya. Kalau manfaat MEA secara global, saya yakin Anda pasti lebih pintar searching di mbah google. Yang ingin saya bahas disini untuk kita kritisi adalah bagaimana pengaruh PMA terkait MEA di Indonesia dan pada pasar modal itu sendiri, serta sektor2 usaha yang banyak terpengaruh dari adanya MEA. Tentu saya bahas ke arah pasar modal-nya karena web ini adalah web  berbasis pasar modal.   

Kita mulai saja dengan Penanaman Modal Asing (PMA). Dengan adanya MEA, berarti para PMA akan lebih mudah mendirikan usaha di Indonesia. Katakanlah ada PMA yang ingin mendirikan pabrik di salah satu kawasan Jawa Timur yang "kurang tersentuh". Dengan berdirinya pabrik PMA, potensi terbukanya lapangan pekerjaan semakin besar. Angkatan kerja Indonesia punya kesempatan yang besar untuk bekerja di PMA. Otomatis akan mengurangi tingkat pengangguran, bukan semakin menambah pengangguran.

Dampak yang dirasakan tidak hanya sampai disitu saja. Ketika PMA baru hadir, masyarakat setempat akan menjadi lebih hidup. Pabrik baru (PMA) berpotensi membuka beragam usaha bisnis di masyarakat setempat. Sebagai contoh, dengan PMA baru, maka warga setempat berpotensi untuk membuka rumah kos-kosan. Toko-toko alat tulis akan mulai hadir di sektiar lokasi pabrik. Orang-orang juga akan mulai berpikir untuk membuka usaha makanan, makanan ringan di sekitar lokasi pabrik.  Mungkin juga akan berdiri apotik dan lain-lain. Intinya, dengan PMA baru, semakin berpotensi menghidupkan masyarakat setempat. 

Pada akhritnya, taraf hidup masyarakat setempat akan naik. Yang pada awalnya belum ada usaha rumah kos-kosan, usaha makanan atau mungkin ada tapi belum sebanyak ketika PMA hadir, tenaga kerja Indonesia bisa bekerja di pabrik2 PMA kini semuanya bisa terwujud. Ini adalah efek multiplier yang akan dirasakan oleh masyarakat Indonesia

Di satu sisi, hadirnya PMA-PMA baru, berpotensi meningkatkan penggunaan infarstuktur di Indonesia. Jalan tol, listrik, fasilitas air bersih dan lain-lain. Dengan kata lain, penggunaan infrastruktur di Indonesia akan semakin didayagunakan. Akhinya, semua pihak pun diuntungkan dengan hadirnya PMA tersebut. Sebagai contoh, Gresik saat ini disukai PMA untuk mendirikan usahanya. Hal ini dikarenakan Gresik kuat dalam hal jalur distribusinya. Gresik memiliki akses infrastruktur, seperti jalan tol yang memadai. Dengan akses infrastruktur yang memadai, PMA akan lebih mudah untuk mendistribusikan produk-produknya.

Hubungannya dengan Pasar Modal

Lalu apa hubungannya dengan pasar modal, dengan IHSG? Anda tidak bisa memberi kesimpulan secara langsung. Artinya, ketika pemerintah mengumumkan: Tahun 2016 Indonesia sudah menyongsong MEA. Atau, Anda membaca berita: PMA-PMA PT X, PT Y PT Z akan beroperasi di wilayah Surabaya dan Gresik. Tidak serta merta IHSG akan langsung naik. Dampak yang akan dirasakan adalah dampak jangka panjang. Lalu, dalam hal apa MEA ini bisa meningkatkan IHSG?

Dalam hal: Pertumbuhan ekonomi. Kalau Anda rajin membaca berita2 ekonomi, ketika Indonesia mampu mengalami pertumbuhan ekonomi dibandingkan periode sebelumnya, IHSG akan bergerak naik. Demikian pula sebaliknya. Penurunan pertumbuhan ekonomi seperti pada tahun 2015, tepatnya kuartal I, II dan III yang anjlok menyebabkan IHSG jatuh. 

Tadi saya paparkan diatas bahwa dengan hadirnya PMA baru (pabrik) di lokasi tertentu akan menghidupkan warga setempat. Dengan pabrik baru, maka potensi usaha makanan, rumah kos-kosan, toko alat tulis dan usaha-usaha lainnya  akan semakin berkembang di wilayah pabrik. Pengangguran pun dapat ditekan. Sisi positif ini pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Indikator pertumbuhan ekonomi beberapa diantaranya dihitung dari bertambahnya/ berkurangnya tingkat pengangguran, pendapatan per kapita, konsumsi, saving. So, dengan meningkatnya standar hidup masyarakat karena usaha-usaha tersebut, yang sebelumnya mungkin tidak ada atau tidak sebanyak ketika pabrik PMA tersebut hadir karena efek MEA itu tadi, maka peningkatkan kesejahteraan hidup itu akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Jadi, kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin baik, pengangguran semakin bisa ditekan karena peluang lapangan kerja yang semakin terbuka, dampaknya juga akan ke IHSG (IHSG akan naik). Memang, Anda tidak akan menyadari secara langsung. Tapi, itulah efek positif yang akan dirasakan juga oleh pasar modal Indonesia. Bukan karena ada PMA, IHSG langsung naik. Bukan karena pemerintah mengumumkan MEA, IHSG langsung naik. Tetapi, hasil akhirnya itulah yang mampu mendongkrak IHSG.

------$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$-------

Lalu, kalau PMA mendirikan usaha di Indonesia, mau tidak mau mereka pasti menggunakan infrastruktur, misalnya untuk jalur distribusinya (tadi saya contohkan Kota Gresik). Artinya, kehadiran PMA secara tidak langsung akan memberikan keuntungan pendapatan bagi emiten2 di sektor infrastruktur, contohnya seperti Jasa Marga. Kehadiran PMA juga berpotensi meningkatkan garapan proyek2 infrastruktur yang baru, properti untuk hunian. Akhirnya, sektor properti, kontruksi, semen, akan kecipratan efek multipliernya. 

Pada akhirnya, emiten2 ini akan mampu mendongkrak pendapatannya yang berpengaruh pada peningkatakan laba mereka. Mereka akan mendapatkan proyek yang besar. Lagi-lagi efeknya ke pertumbuhan ekonomi. 

Peningkatan laba pada sektor2 usaha yang berpengaruh inilah pada akhirnya akan meningkatkan harga saham emiten2 di pasar modal. Terutama investor2 cerdas, mereka pasti membeli saham berdasarkan kinerja emiten tersebut. 

Prediksi IHSG Kedepan

So, adanya MEA, yang salah satunya adalah kemudahan PMA mendirikan usaha di Indonesia, akan berpotensi menghidupkan masyarakat setempat --> meningkatkan pertumbuhan ekonomi --> meningkatkan IHSG. DENGAN CATATAN: Pemerintah juga harus bekerja keras untuk tetap memfasilitasi PMDN.. Dan tentunya, usaha2 di Indonesia juga harus meningkatkan daya jualnya supaya mampu meningkatkan keunggulan kompetitifnya. 

Saat ini sudah ada sinyal dari pemerintah, salah satunya adalah anggaran APBN untuk infrastruktur yang akan segera terealiasi di tahun 2016. Dengan adanya dampak positif MEA ini, IHSG beberapa tahun kedepan tentu akan lebih baik. Saya memprediksi untuk sampai akhir tahun 2016, IHSG paling tidak bisa mencapai angka 5.500 untuk nilai tertingginya, mengacu pada resisten IHSG 2015. Tekanan2 asing, seperti pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan lain-lain tentu pasti ada.  Namun, jika negara kita mampu mencetak pertumbuhan ekonomi yang fantastis, bukan tidak mungkin dalam jangka panjang IHSG bisa menembus 6.000.

Jadi, apakah masyarakat Indonesia masih takut dengan MEA, masih was-was dengan kehadiran PMA yang dikhawatirkan akan menggeser industri dalam negeri? Jika Anda investor yang mampu melihat peluang emas, sesungguhnya inilah kesempatan emas untuk investasi di pasar modal Indonesia.... Sejak tulisan ini ditulis tanggal 19 Maret 2016, banyak saham2 yang harganya masih terdiskon. Katakanlah WIKA yang harganya masih Rp2.600, padahal tahun 2015, WIKA sempat menyentuh 3.400..

Peluang emas terbuka lebar bagi Anda yang ingin berinvestasi di pasar modal. Kedepan, peluang fundamental Indonesia akan semakin bagus. Mulailah membeli saham2 yang sudah terdiskon... 

Wednesday, March 16, 2016

Mencintai Satu Saham

Jika Anda seorang pedagang saham seperti saya, apalagi jika sudah trading beberapa tahun sampai bertahun-tahun, Anda pasti sering menemui saham yang membuat Anda nyaman. Maksud saya, saham yang membuat Anda nyaman adalah saham yang sudah terbukti berkali-kali memberikan cuan, sehingga Anda selalu men-tradingkan hampir setiap saat. Ketika harga saham tersebut turun mencapai harga support tertentu, Anda tidak ragu untuk membeli, karena Anda yakin harga saham tersebut akan kembali naik ke harga resistennya. 

Saya pun juga pernah merasakan memiliki saham yang saya anggap sebagai saham yang luar biasa, karena sudah berkali-kali profit di saham tersebut. Namun, apakah berarti saham yang Anda anggap nyaman terbukti 100% bisa memberikan profit setiap saat? Jawabannya, belum tentu.

Kalau di pasar modal Anda barangkali pernah mendengar istilah: "Jangan mencintai satu saham." Mengapa? Karena pertama, kalau Anda mencintai satu saham, maka Anda akan terpaku untuk membeli saham itu saja. Padahal, di satu sisi masih banyak saham2 likuid lainnya yang sudah memberikan indikator rebound dan tentunya sangat layak untuk ANda tradingkan. Sehingga, Anda justru melewatkan kesempatan emas untuk memburu saham2 potensial lainnya. Kedua, kalau Anda mencintai satu saham, bahayanya Anda bisa2 mengabaikan analisis teknikal. Saking sukanya di satu saham tersebut, waktu harganya turun ataupun naik Anda tidak bisa mengambil keputusan secara objektif. Waktu harganya turun, harusnya Anda mulai jual, tapi saham Anda di portofolio malah ikut2-an turun. Saya pikir Anda pasti memahami apa maksud kedua pernyataan saya tersebut.

Nah sekarang saya akan menanyakan pada Anda: Andai saja ternyata saham yang Anda sangat sukai ternyata sedang berada dalam tren sideways, apakah Anda akan tetap terus menunggu saham tersebut dan tidak memilih saham2 lainnya?

Saya pribadi pernah terjebak dalam kesalahan trading: Mencintai satu saham. Karena saya sangat percaya pada satu saham dan memang sudah terbukti memberikan profit berkali-kali, maka saya jadi terpaku di satu saham. Suatu saat karena IHSG kurang kondusif, minim sentimen positif, akhirnya saham kesukaan saya juga ikut terpengaruh. Yang awalnya saham tersebut naik-turunnya cukup jelas, mendadak saham saya jadi sideways. Karena saya sudah terlanjur mencintai saham tersebut, saya terus berharap agar harga saham tersebut turun dan saya bisa beli sahamnya. Alih-alih turun, harganya malah sideways terus. 

Ternyata pada saat itu, ada banyak saham yang sudah memberikan indikator rebound dan saya justru tidak menyadarinya, karena saya cuma tertarik menunggu saham kesayangan saya. Saya baru menyadari ketika ada beberapa saham yang terus saja rally, dan ketika saya cek grafiknya, saham2 tersebut sudah memberikan indikator rebound beberapa hari lalu. 

"Wah, sayang sekali, saya luput lihat saham2 ini, mestinya saya entry secepatnya". Pikir saya.

Saya pun pernah saking sukanya pada satu saham, justru akhirnya membuat saya rugi di saham tersebut. Lho, kok bisa begitu? Saat kondisi pasar sedang tidak kondusif, saya bukannya keluar dari market malahan menambah jumlah lot saham tersebut, dengan melakukan averaging down. Namun, karena harganya justru turun, akhirnya saya lakukan cut loss.  

Dari pengalaman saya, bisa ditarik kesimpulan bahwa: mencintai satu saham, sampai2 terpaku pada satu saham yang Anda sayangi, membuat Anda menjadi semakin tidak peka terhadap kondisi pasar. Karena tidak peka terhadap kondisi pasar, kemungkinannya sangat besar Anda melewatkan saham2 yang bagus secara teknikal untuk dibeli. 

Jadi, solusinya bagaimana Bung Heze?

Solusinya, Anda harus mau belajar teknikal di saham2 yang lain. Jangan hanya terpaku pada satu saham yang Anda cintai. Ingatlah, trading saham itu tidak kaku dan memberikan keleluasaan sebebas-bebasnya pada Anda untuk membeli saham apapun. Jadi, saya sarankan supaya Anda juga selalu mencari saham2 yang sudah rebound secara teknikal. 

Tapi kalau Anda jeli membaca pos2 saya di web ini, barangkali Anda menemukan pos: Trader Harus Memiliki Saham Pilihan Part II. Dan juga pos: Menetapkan Saham Pilihan untuk Trading: Di pos tersebut justru menyarankan pada Anda untuk selalu memiliki saham2 pilihan. Saham pilihan maksudnya adalah saham2 yang bisa memberikan return konsisten pada Anda karena Anda sudah memahami pola pergerakaanya. Istilahnya, saham tersebut tidak asing bagi Anda, sehingga disarankan supaya Anda alangkah baiknya selalu memprioritaskan untuk menambah porsi trading di saham2 pilihan ketimbang memilih saham2 yang Anda "tidak kenal".

Tapi tadi Bung Heze menyarankan agar tidak terpaku pada saham2 tertentu saja, kok sekarang menyarankan lebih banyak trading di saham2 tertentu (saham pilihan)? 

Benar, saya selalu menyarankan Anda untuk punya saham pilihan, TETAPI Anda tetap tidak boleh terpaku pada saham2 kesukaan Anda saja. Makna dari pos ini, malah menyarankan pada Anda untuk terus belajar teknikal dengan mencari saham2 lain yang rebound, yang mungkin di luar saham2 pilihan Anda. Karena sewaktu-waktu saham2 pilihan Anda mungkin bergerak sideways, atau kondisi market sedang dipenuhi berita yang kurang baik, yang sangat berpengaruh pada sektor saham2 pilihan Anda. Anda bisa mengalihkan ke saham2 likuid lainnya. Intinya: Jangan mencintai satu saham. Terutama kalau Anda pemula, belajarlah untuk mengenal karakteristik saham sebanyak-banyaknya.