Thursday, March 24, 2016

Fakta-fakta Psikologi di Pasar Saham

Saya punya quote: "Pasar saham tidak melulu soal analisis teknikal". Pasar saham memang selalu identik dengan grafik, indikator, candlestick (analisis teknikal), karena untuk merekomendasikan trading saham dan memprediksi IHSG pasti butuh analisis teknikal. Kalau bukan analisis teknikal, lalu mau pakai analisis apa?

Tetapi kalau Anda sadari, pasar modal sebenarnya sangat menyangkut psikologi pasar. Kalau Anda perhatikan grafik harga saham, maka pergerakan harga saham yang tercermin dari grafik tren itu adalah hasil dari psikologi pasar.

Fine2 saja Anda mulai belajar dari analisis teknikal, karena kalau mau trading harus bisa analisis teknikal. Tapi analisis teknikal saja nggak cukup. Dibalik analisis teknikal ada yang namanya PSIKOLOGI. Saya ulangi sekali lagi: PSIKOLOGI.

Banyak para trader yang tahu analisis teknikal, tanpa menyadari betapa pentingnya psikologi trading yang benar, yang harus mereka terapkan ke dalam sistem tradingnya. Mari kita simak beberapa fakta tentang psikologi di pasar saham, yang saya rangkum dari banyak pemikiran trader2 di pasar saham.

1. Pemikiran: Cut loss bukanlah hal penting, karena saya yakin harga saham bisa berbalik dari harga yang saya dapatkan. Fakta: Cut loss adalah bagian penting dari trading. 

Perlu Anda ketahui, tidak melakukan batasan cut loss, menyebabkan kerugian Anda semakin membengkak, dan akhirnya menyebabkan saham2 Anda nyantol. Baca postingan: Penyebab Saham 'Nyantol': Trader Tidak Mau Cut Loss

2. Pemikiran: Mengejar profit sebanyak-banyaknya dari trading. Fakta: Mengejar profit semata hanya akan membuat rasionalitas Anda hilang, dan melupakan kualitas analisis. 


Trading memang bertujuan untuk menghasilkan profit yang berupa uang. Tapi, salah jika Anda hanya mengejar profit. Banyak trader yang hanya profit oriented, sehingga mengabaikan pentingnya analisis teknikal. Jika Anda hanya mencari profitnya saja, maka ketika Anda mengalami kerugian, Anda akan berusaha untuk membalas kerugian di transaksi berikutnya yang justru dapat menghilangkan objektifitas analisis Anda. Baca postingan: Kesalahan: Motif Trading Hanya untuk Mencari Uang.

3. Pemikiran: Pasar saham itu gampang ditebak arahnya. Fakta: Pasar saham tidak mudah ditebak, Anda harus "ikut arus, bukan melawan pasar.

Pemikiran ini membuat Anda jadi suka tebak2-an. Ketika Anda meyakini bahwa pasar saham mudah ditebak, maka bisa dipastikan Anda akan melakukan aktivitas trading dalam kondisi pasar bullish maupun bearish. Padahal, seharusnya Anda harus paham kapan saatnya masuk - keluar pasar - atau wait and see. Terutama, jika Anda adalah trader yang hanya trading dalam rentang kurang dari 1 minggu, maka ketika kondisi pasar lagi strong bearish, itu bukanlah saat yang pas untuk masuk pasar. Baca postingan: Pasar Saham Susah Ditebak.

4. Pemikiran: Bingung kalau tidak trading. Fakta: trading tidak perlu setiap hari.

Trading harus didasarkan atas analisis, yaitu menggunakan momen yang tepat. Trading tidak perlu melulu harus dilakukan setiap hari. Jika Anda punya prinsip trading harus setiap hari, tangan gatal karena ingin beli saham setiap saat, maka dapat dipastikan saham Anda banyak yang 'nyantol' kalau kondisi pasar saat itu sedang dilanda sentimen negatif. 

Kesempatan untuk memperoleh profit di pasar saham itu sangat luas, sangat terbuka. Tinggal bagaimana Anda harus mampu menempatkan momen yang pas. Momen yang pas bukan berarti harus trading setiap hari. 

5. Pemikiran: Selalu berusaha meniru sistem trading para pakar ternama yang sudah menghasilkan banyak profit. Fakta: Sebagus apapun sistem pakar ternama, sistem tersebut BELUM TENTU COCOK untuk Anda, karena karakteristik setiap orang berbeda-beda.

Menurut saya, sistem trading saya (analisis yang saya pakai untuk prediksi harga saham) sangat simpel. Anda bisa lihat analisis saya di halaman: Rekomendasi Saham Harian. Saya yakin bahwa sistem trading saya tidak ada yang wahh, tidak ada yang istimewa.. Saya tidak menggunakan sistem trading yang rumit. Bukannya tidak bisa, tapi saya merasa lebih terlatih dengan sistem yang lebih simpel dan saya nyaman dengan sistem yang sudah saya ciptakan sendiri. Saya tidak meniru sistem dari pakar manapun. 

Sebagus apapun sistem pakar, kalau memang tidak cocok untuk Anda, percayalah Anda tidak akan bisa memetik profit maksimal. Jadi, saya menyarankan agar Anda jangan meniru, kecuali memang sistem pakar tersebut benar2 cocok untuk Anda. Ada baiknya pula kalau Anda mengadopsi sistem trading dari pakar yang Anda segani. Tapi intinya, Anda harus bisa menciptakan sistem yang memang benar2 mencerminkan karakter Anda sendiri, bukan orang lain.

6. Pemikiran: Beli portofolio sebanyak-banyaknya karena harganya pada naik semua. Fakta: Semakin banyak portofolio yang Anda miliki, semakin susah Anda untuk memonitornya dan semakin kecil return yang Anda dapatkan.. Semakin Anda memiliki terlalu banyak portofolio, artinya mental trading Anda masih belum kuat. 

Baca postingan: Kesalahan Trader Dalam Mendiversifikasikan Sahamnya. Baca postingan: Menggunakan Strategi Diversifikasi yang Pas (Part III)

Sebenarnya, apa tujuan dari postingan saya ini? Tujuannya tidak lain adalah untuk membentuk sikap mental trading yang benar. Sebelum melangkah pada analisis teknikal, eskekusi beli dan jual saham, pertama yang harus Anda pahami adalah: PSIKOLOGI TRADING YANG BENAR. Bukan menghasilkan profit sebanyak-banyaknya dalam waktu cepat. 

Pemikiran2 diatas saya rangkum dari pemikiran para trader, dan juga pemikiran2 lama saya selama trading di pasar modal. Jadi, para trader yang sudah terjebak dalam pemikiran2 yang salah, sebaiknya mulai membenahi sikap mental tradingnya. Dan untuk para pemula yang baru ingin terjun ke dunia pasar modal, sebaiknya baca postingan ini. Kalau Anda punya teman2 trader yang masih saja ngotot mengatakan cut loss tidak penting dan sebagainya, suruh mereka baca postingan ini.